Find Us On Social Media :

4 Faktor Penentu Kesuburan Pasangan Suami Istri Untuk Punya Anak

Ada beberapa faktor penentu kesuburan dalam upaya untuk hamil.

GridHEALTH.id - Kehadiran anak biasanya menjadi salah satu harapan utama pasangan yang telah menikah.

Kehamilan sering kali menjadi peristiwa yang sangat dinanti-nantikan.

Agar kehamilan dapat terjadi, terdapat empat faktor penentu kesuburan pasangan suami istri yang perlu diperhatikan. Apa saja keempat faktor tersebut?

1. Usia Perempuan

Salah satu faktor terpenting yang mempengaruhi kesuburan adalah usia perempuan. Fertilitas wanita cukup stabil hingga usia 35 tahun, namun setelah itu akan mengalami penurunan secara bertahap.

Pada usia 40 tahun, fertilitas menurun drastis. Seiring bertambahnya usia, cadangan sel telur perempuan akan berkurang. Masa reproduksi, yang berlangsung dari setelah pubertas hingga sebelum menopause, adalah periode optimal untuk kehamilan.

Pada fase reproduksi, seorang perempuan memiliki sekitar 400 sel telur. Setiap menstruasi, satu sel telur dilepaskan.

Setelah usia 35, simpanan sel telur menipis dan keseimbangan hormon mulai berubah, sehingga peluang kehamilan menurun drastis.

Kualitas sel telur juga berkurang, meningkatkan risiko keguguran.

Sekitar usia 45, sel telur habis dan menstruasi berhenti, menandakan bahwa perempuan tersebut tidak dapat hamil lagi.

Pemeriksaan cadangan sel telur dapat dilakukan melalui tes darah atau USG pada hari ke-2 atau ke-3 menstruasi.

Baca Juga: Rahasia Sukses Promil Menurut Resep dr. Zaidul Akbar, Salah Satu Kuncinya Pola Makan Sehat dan Seimbang

2. Riwayat Kehamilan dan Keguguran

Riwayat kehamilan dan keguguran sebelumnya penting diperhatikan.

Sebab itu dapat menjadi indikator kesehatan alat reproduksi.

Sekitar 60-70% keguguran disebabkan oleh kelainan benih, baik pada sperma pria maupun sel telur perempuan.

Contoh kelainan sperma termasuk bentuk yang tidak sempurna atau jumlah yang tidak memadai.

Pada sel telur, penyebab kelainan bisa berupa gangguan hormon, sindrom antiphospolipid, infeksi, dan gangguan autoimun.

3. Lamanya Infertilitas

Kehamilan yang tidak kunjung datang setelah lebih dari satu tahun pernikahan meskipun hubungan seksual dilakukan secara teratur sebaiknya segera dicermati.

Kurangnya informasi atau keengganan untuk berkonsultasi dengan dokter sering menyebabkan pasangan terlambat dalam menangani masalah infertilitas.

Jika suami istri masih berada dalam rentang usia subur (di bawah 35 tahun), mereka sebaiknya segera memeriksakan diri ke ahli.

Terlambat mengonsultasikan masalah ini dapat memperburuk gangguan pada organ reproduksi dan membatasi jenis pengobatan yang tersedia.

Baca Juga: Rincian Biaya USG 2D dan 4D di Puskemas, Ketahui Syarat Melakukannya

4. Kondisi Kesehatan Suami Istri

Kesehatan pasangan juga mempengaruhi kesuburan. Beberapa kondisi yang berpengaruh termasuk:

a. Penyakit Menahun

Penyakit seperti tuberkulosis (TB) dapat mempengaruhi kesuburan jika infeksinya menyebar ke organ reproduksi, khususnya pada perempuan, karena rahim menjadi tidak siap menerima hasil konsepsi.

b. Penyakit Genetik

Diabetes dan hipertensi dapat mempengaruhi kualitas aktivitas seksual pasangan.

Pada pria dengan diabetes, disfungsi ereksi dan ejakulasi terbalik bisa terjadi, di mana sperma tidak keluar melainkan masuk ke kandung kemih.

Pada perempuan, diabetes dapat menyebabkan rasa sakit saat berhubungan seksual dan mengganggu orgasme.

c. Darah Tinggi

Penelitian yang dipublikasikan oleh The Journal of Urology menunjukkan bahwa 68% pria dengan hipertensi mengalami disfungsi ereksi dengan berbagai tingkatan.

Tekanan darah tinggi menyebabkan pembuluh darah arteri yang mengalirkan darah ke penis melebar, mengurangi kemampuan otot di wilayah penis dan aliran darah yang diperlukan untuk ereksi.

Baca Juga: Sebelum Jalani Program Hamil, Cari Tahu Dulu Biaya Tes Kesuburan dan Lokasinya

d. Infeksi Genital

Infeksi pada sistem reproduksi pria dan perempuan, yang sering ditularkan melalui hubungan seksual, dapat menyebabkan infertilitas.

Pada perempuan, infeksi pada saluran genital bagian bawah dapat menyebar ke atas dan menyebabkan penyakit radang panggul.

Sedangkan pada pria, infeksi saluran kemih atau uretritis biasanya ditandai dengan keluarnya cairan putih kekuningan atau kehijauan.

Bakteri penyebab umumnya adalah N. Gonorrhoeae dan Chlamydia trachomatis.

Baca Juga: Pemeriksaan Kesehatan Wajib Sebelum Hamil, Persiapan Fisik dan Mental