Find Us On Social Media :

Ancaman Kesehatan dari Perubahan Iklim Jadi Fokus WHO di Program Kerja 2025-2028

WHO menetapkan fokus pada perubahan iklim yang mengancam kesehatan.

GridHEALTH.id - Pada 28 Mei 2024, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyetujui Program Kerja Umum 2025-2028 yang menempatkan respon terhadap ancaman kesehatan akibat perubahan iklim sebagai salah satu dari enam tujuan strategis utamanya.

Tujuan-tujuan ini mencerminkan fokus utama selama periode empat tahun tersebut.

Strategi ini, yang disebut Program Kerja Umum Keempat Belas (GPW 14), menganggap periode 2025-2028 sebagai peluang luar biasa untuk membangun sistem kesehatan yang tangguh dan siap menghadapi masa depan.

Pasca pandemi COVID-19, ini adalah langkah untuk kembali ke jalur pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG) terkait kesehatan.

Perubahan Iklim

Perubahan iklim merupakan ancaman besar bagi kesehatan manusia yang mempengaruhi lingkungan fisik serta semua aspek sistem alami dan manusia, termasuk kondisi sosial dan ekonomi serta kesehatan.

Dengan perubahan kondisi iklim, maka peristiwa cuaca dan iklim seperti badai, panas ekstrem, banjir, kekeringan, dan kebakaran hutan menjadi lebih sering terjadi.

Peristiwa ini secara langsung dan tidak langsung meningkatkan risiko kematian, penyakit tidak menular, penyebaran penyakit menular, dan masalah kesehatan lainnya.

Dampak akibat perubahan iklim muncul lebih cepat dan akan lebih parah dari yang diperkirakan sebelumnya, sehingga manusia akan lebih sulit untuk beradaptasi dengan pemanasan global.

Saat ini, 3,6 miliar orang tinggal di daerah yang sangat rentan terhadap perubahan iklim. Meskipun negara-negara berpenghasilan rendah dan negara-negara kepulauan kecil (SIDS) berkontribusi minim terhadap emisi global, mereka merasakan dampak kesehatan terburuk.

Di daerah rentan, angka kematian akibat peristiwa cuaca ekstrem dalam dekade terakhir 15 kali lebih tinggi dibandingkan daerah yang kurang rentan.

Baca Juga: Konferensi COP28, Pentingnya Keseriusan Menghubungkan Perubahan Iklim dan Kesehatan

Pengaruh Perubahan Iklim Pada Kesehatan

Perubahan iklim mempengaruhi kesehatan dalam berbagai cara, termasuk menyebabkan kematian dan penyakit dari peristiwa cuaca ekstrem yang semakin sering terjadi seperti gelombang panas, badai, dan banjir.

Ini juga mengganggu sistem pangan, meningkatkan penyakit zoonosis serta penyakit yang ditularkan melalui makanan, air, dan vektor, serta masalah kesehatan mental.

Selain itu, perubahan iklim merusak banyak masalah sosial dan kesehatan, seperti mata pencaharian, kesetaraan, dan akses ke perawatan kesehatan.

Risiko kesehatan terhadap iklim ini lebih dirasakan oleh kelompok paling rentan dan terpinggirkan, termasuk wanita, anak-anak, minoritas etnis, komunitas miskin, migran atau pengungsi, populasi lanjut usia, dan mereka dengan kondisi kesehatan sebelumnya.

Data Masalah Kesehatan Akibat Perubahan Iklim

Data WHO menunjukkan bahwa 2 miliar orang tidak memiliki akses air minum yang aman dan 600 juta menderita penyakit yang ditularkan melalui makanan setiap tahun, dengan anak-anak di bawah 5 tahun menyumbang 30% dari kematian akibat penyakit tersebut.

Faktor iklim meningkatkan risiko penyakit yang ditularkan melalui air dan makanan.

Pada tahun 2020, 770 juta orang mengalami kelaparan, terutama di Afrika dan Asia. Perubahan iklim mempengaruhi ketersediaan, kualitas, dan keragaman makanan, memperburuk krisis pangan dan gizi.

Perubahan suhu meningkatkan penyebaran penyakit. Tanpa tindakan pencegahan, kematian akibat penyakit ini, yang saat ini mencapai lebih dari 700.000 per tahun, bisa meningkat.

Perubahan iklim menyebabkan masalah kesehatan mental, seperti kecemasan dan stres pasca-trauma, serta gangguan jangka panjang akibat faktor-faktor seperti misalnya pengungsian.

Baca Juga: Dampak Perubahan Iklim Bagi Kesehatan, Bagaiman Blue Carbon Bisa Menurunkan Risikonya

Penelitian terbaru mengungkapkan bahwa ada angka 37% kematian terkait panas dengan perubahan iklim yang disebabkan oleh manusia.

Kematian terkait panas di antara mereka yang berusia di atas 65 tahun meningkat sebesar 70% dalam dua dekade.

Pada tahun 2020, 98 juta orang lebih banyak mengalami ketidakamanan pangan dibandingkan dengan rata-rata 1981-2010.

WHO memperkirakan akan ada sekitar 250.000 kematian tambahan per tahun pada 2030-an akibat dampak perubahan iklim karena penyakit seperti malaria dan banjir.

Krisis iklim dapat menghapus kemajuan 50 tahun terakhir dalam pembangunan, kesehatan global, dan pengurangan kemiskinan, serta memperlebar ketidaksetaraan kesehatan yang sudah ada saat ini.

Baca Juga: Cuaca Panas Membawa Dampak Kesehatan, Bisa Menyebabkan Gangguan Mental