Gula sebagai Zat Adiktif
Tidak hanya menyebabkan resistensi leptin, gula juga memiliki sifat adiktif yang mirip dengan alkohol. Konsumsi gula dapat menyebabkan kecanduan, di mana individu yang "ketagihan" gula akan terus merasa lapar dan ingin mengonsumsi gula lagi.
Gejala ini mirip dengan gejala kecanduan pada zat-zat lain, di mana penghentian konsumsi gula dapat menyebabkan rasa lapar yang terus-menerus dan keinginan kuat untuk mengonsumsi gula kembali.
Ketagihan Gula Bersifat Genetik
Lebih mengkhawatirkan lagi, ketagihan gula ini bisa bersifat genetik. Perubahan pada hormon ghrelin, yang bertugas memberi sinyal pada otak saat tubuh lapar, dapat diturunkan secara genetik.
Perubahan pada hormon ini menyebabkan tubuh merasa lapar terus-menerus, meningkatkan keinginan untuk makan berlebihan. Dalam jangka panjang, ini dapat memperburuk kondisi kesehatan dan meningkatkan risiko obesitas serta penyakit terkait lainnya.
Untuk menghindari bahaya yang ditimbulkan oleh gula, penting bagi kita untuk:
1. Mengurangi Konsumsi Gula: Batasi asupan makanan dan minuman manis.
2. Mengonsumsi Makanan Sehat: Pilih makanan yang kaya serat, protein, dan lemak sehat untuk membantu mengontrol nafsu makan.
3. Memantau Berat Badan: Jaga berat badan ideal dengan rutin berolahraga dan menerapkan pola makan seimbang.
4. Meningkatkan Kesadaran: Edukasi diri dan orang lain tentang bahaya konsumsi gula berlebihan dan dampaknya terhadap kesehatan.
Baca Juga: Pengaruh Gula Bebas terhadap Obesitas dan Rekomendasi WHO tentang Pemanis Non-Gula