Find Us On Social Media :

Tentang Gula Berlebihan di Tubuh, Mengapa Membuat Terus Lapar dan Diturunkan Genetik

Gula bisa menyebabkan kecanduan dan resistensi leptin di tubuh.

GridHEALTH.id - Gula, bahan manis yang sering kita temui dalam makanan sehari-hari, ternyata memiliki potensi untuk membunuh manusia secara diam-diam.

Sebuah penelitian sebagaimana dimuat di NCBI mengungkapkan bahwa konsumsi fruktosa berlebihan dapat meningkatkan risiko resistensi leptin.

Leptin adalah hormon yang memberi tahu otak saat perut sudah kenyang.

Ketika tubuh mengalami resistensi leptin, otak tidak akan merasa puas meski tubuh sebenarnya sudah kenyang.

Akibatnya, keinginan untuk terus makan tidak bisa dikendalikan, yang pada akhirnya menyebabkan obesitas.

Bahaya Resistensi Leptin dan Obesitas

Resistensi leptin adalah kondisi serius yang berkembang perlahan.

Banyak orang tidak menyadari bahwa mereka mengalami kegemukan akibat konsumsi gula yang berlebihan.

Dalam jangka panjang, obesitas yang disebabkan oleh gula dapat memicu berbagai penyakit berbahaya.

Penyakit yang mungkin muncul seperti diabetes tipe 2, penyakit jantung, dan berbagai gangguan metabolisme lainnya.

Sayangnya, banyak yang menganggap kenaikan berat badan akibat konsumsi gula sebagai sesuatu yang wajar, padahal risiko kesehatan yang mengintai sangat serius.

Baca Juga: Melihat Hubungan Antara Gula dan Kanker

Gula sebagai Zat Adiktif

Tidak hanya menyebabkan resistensi leptin, gula juga memiliki sifat adiktif yang mirip dengan alkohol. Konsumsi gula dapat menyebabkan kecanduan, di mana individu yang "ketagihan" gula akan terus merasa lapar dan ingin mengonsumsi gula lagi.

Gejala ini mirip dengan gejala kecanduan pada zat-zat lain, di mana penghentian konsumsi gula dapat menyebabkan rasa lapar yang terus-menerus dan keinginan kuat untuk mengonsumsi gula kembali.

Ketagihan Gula Bersifat Genetik

Lebih mengkhawatirkan lagi, ketagihan gula ini bisa bersifat genetik. Perubahan pada hormon ghrelin, yang bertugas memberi sinyal pada otak saat tubuh lapar, dapat diturunkan secara genetik.

Perubahan pada hormon ini menyebabkan tubuh merasa lapar terus-menerus, meningkatkan keinginan untuk makan berlebihan. Dalam jangka panjang, ini dapat memperburuk kondisi kesehatan dan meningkatkan risiko obesitas serta penyakit terkait lainnya.

Untuk menghindari bahaya yang ditimbulkan oleh gula, penting bagi kita untuk:

1. Mengurangi Konsumsi Gula: Batasi asupan makanan dan minuman manis.

2. Mengonsumsi Makanan Sehat: Pilih makanan yang kaya serat, protein, dan lemak sehat untuk membantu mengontrol nafsu makan.

3. Memantau Berat Badan: Jaga berat badan ideal dengan rutin berolahraga dan menerapkan pola makan seimbang.

4. Meningkatkan Kesadaran: Edukasi diri dan orang lain tentang bahaya konsumsi gula berlebihan dan dampaknya terhadap kesehatan.

Baca Juga: Pengaruh Gula Bebas terhadap Obesitas dan Rekomendasi WHO tentang Pemanis Non-Gula