Find Us On Social Media :

Musim Kemarau di Sejumlah Wilayah Indonesia, Apa Bahayanya Keluar Rumah Tanpa Perlindungan?

Kekeringan dan suhu panas yang terjadi di Indonesia.

GridHEALTH.id - Suhu panas tidak boleh diremehkan karena dapat berdampak buruk bagi kesehatan.

Seperti yang baru-baru ini terjadi di India. Dikutip dari CBS News, (3/6/2024), dalam 10 hari terakhir ada lebih dari 50 kematian yang dilaporkan akibat cuaca panas.

Diketahui, musim panas di India terjadi lebih awal dan suhu rata-rata di sejumlah negara bagian, mencapai 50 derajat Celsius atau 122 derajat Fahrenheit.

Di Indonesia sendiri, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), mengatakan sejumlah wilayah di Indonesia sudah memasuki musim kemarau.

Dilansir dari situs resmi BMKG, diprediksi wilayah Indonesia sebelah selatan Khatulistiwa berpotensi mengalami kekeringan hingga akhir September.

"Laporan kepada Presiden perihal kondisi iklim dan kesiap-siagaan kekeringan 2024 sudah kami sampaikan agar mendapat atensi khusus pemerintah sehingga risiko dan dampak yang ditimbulkan dapat diantisipasai dan diminimalisir sekecil mungkin," kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati pada Mei lalu.

Belajar dari kondisi yang terjadi di India belakangan ini, masyarakat Indonesia perlu mempersiapkan diri, terutama perihal kesehatannya untuk menghadapi musim kemarau.

Risiko Kesehatan Beraktivitas saat Suhu Panas

Melansir Betterhealth, cuaca sangat panas menyebabkan seseorang lebih mudah dehidrasi.

Panas menyebabkan masalah kesehatan yang serius dan berpotensi fatal, seperti kelelahan akibat panas dan heat stroke.

Selain itu, suhu panas juga dapat memicu kejadian serangan jantung atau stroke mendadak, serta memperburuk kondisi medis yang sudah ada misalnya penyakit paru-paru.

UNICEF menjelaskan, kelompok rentan seperti bayi, anak-anak, wanita hamil, dan orang berusia lanjut paling rentan alami gangguan kesehatan di tengah cuaca seperti ini.

 Baca Juga: Tips Hidrasi Bagi Pekerja Kantoran Saat Suhu Panas Melanda Agar Kesehatan Terjaga

Paparan panas yang berlebihan, lebih berbahaya bagi bayi dan anak-anak, karena tubuh mereka lebih sulit mengatur suhu dibandingkan orang dewasa.

Tak hanya itu, anak-anak maupun bayi juga masih bergantung pada orang dewasa untuk membantu melindungi diri dari panas.

Begitu juga dengan wanita hamil, meski sudah dewasa, risikonya tetap serius dan membutuhkan perlindungan lebih.

Ketika beraktivitas di suhu panas tanpa perlindungan, wanita hamil dapat mengalami dehidrasi yang bisa berujung pada bayi lahir rendah, lahir prematur, atau bahkan lahir mati.

Wanita hamil sendiri dapat terkena dampak negatif dan mengalami persalinan dini, serta mengalami komplikasi lainnya.

Apa yang Dilakukan untuk Mencegah Masalah Kesehatan?

Agar kesehatan tetap terjaga selama beraktivitas di tengah suhu panas, yang perlu disiapkan antara lain:

* Ketahui seberapa panas dan lembabnya cuaca hari ini atau bahkan bulan, untuk membantu merencankan aktivitas di luar ruangan.

* Simpan perlengkapan darurat di rumah yang berisi paket garam rehidrasi oral (ORS), termometer, botol air, handuk atau kain basah untuk pendinginan, hingga kipas angin genggam.

* Saat berada di luar, kenakan tabir surya dan usahakan untuk tetap berada di tempat tedu. Bisa juga gunakan topi atau payung untuk perlindungan.

* Waspadai tanda-tanda dehidrasi seperti rasa haus, pusing, mulut kering, kelelahan, uriner berwarna gelap, berbau menyengat, atau buang air kecil lebih sedikit dari biasanya.

Itulah hal-hal yang perlu dilakukan untuk melindungi diri dari berbagai masalah kesehatan yang bisa terjadi kala suhu panas. (*)

Baca Juga: Gigitan Nyamuk DBD Mengganas 5 Kali Lipat Saat Suhu Panas, Lindungi Diri dengan 2 Langkah Ini