Find Us On Social Media :

Moderna Umumkan Vaksin Kombinasi COVID-19 dan Flu, Seberapa Perlu Vaksin 2 in 1?

Moderna mengumumkan hasil baik dari uji vaksin gabungan COVID-19 dan flu. (Ilustrasi).

Setiap tahun, ada sekitar satu miliar kasus influenza musiman, termasuk 3-5 juta kasus penyakit parah. Penyakit ini menyebabkan 290.000 hingga 650.000 kematian akibat gangguan pernapasan setiap tahun.

Sembilan puluh sembilan persen kematian pada anak di bawah 5 tahun dengan infeksi saluran pernapasan bawah terkait influenza terjadi di negara-negara berkembang.

Sementara itu, angka kematian akibat COVID-19 di seluruh dunia mencapai total 7,1 juta kematian menurut laporan WHO.

Moderna bukan satu-satunya perusahaan yang telah mempelajari vaksin kombinasi vaksin 2 in 1 untuk melawan flu dan COVID-19.

Per data Oktober 2023 diketahui Pfizer dan BioNTech juga sedang mengembangkan vaksin serupa, begitu pula dengan Novavax.

Ada beberapa keuntungan dari adanya vaksin kombinasi COVID-19 dan flu.

Keuntungan pertama berupa jumlah suntikan yang perlu diberikan menjadi berkurang.

Kemudian, fasilitas penyimpanan untuk mengirimkan dan memberikan vaksin ini juga menjadi efektif karena pemerintah atau institusi yang memerlukan tidak perlu menyimpan terlalu banyak vaksin karena sudah dalam bentuk kombinasi.

Selain kenyamanan dengan lebih sedikit suntikan, vaksin kombinasi dapat mengurangi beban pada praktik dokter dan apotek pada saat musim rentan sakit.

Dengan lebih sedikit suntikan individu untuk COVID-19 dan flu yang harus diberikan, tenaga profesional kesehatan mungkin memiliki lebih banyak waktu untuk melayani lebih banyak pasien.

Sebab, penyakit pernapasan virus akut menyebabkan penggunaan sumber daya yang tinggi di seluruh sistem kesehatan, demikian dijelaskan oleh Francesca Ceddia, Chief Medical Affairs Officer dari Moderna.

Baca Juga: Beredar Narasi Detoksifikasi Vaksin COVID-19, Ini Klarifikasi Pakar