Find Us On Social Media :

Moderna Umumkan Vaksin Kombinasi COVID-19 dan Flu, Seberapa Perlu Vaksin 2 in 1?

Moderna mengumumkan hasil baik dari uji vaksin gabungan COVID-19 dan flu. (Ilustrasi).

GridHEALTH.id - Pada Senin (10/6), Moderna mengumumkan hasil positif dari uji tahap akhir untuk vaksin kombinasi Covid-flu yang disebut mRNA-1083.

Uji tahap 3 untuk mRNA-1083 telah mencapai tujuan utamanya, yaitu menunjukkan respons imun yang lebih tinggi dibandingkan dengan vaksin komparator berlisensi yang digunakan dalam uji coba.

Moderna menyebut peserta yang menerima mRNA-1083 menunjukkan respons imun yang lebih baik dibandingkan mereka yang menerima vaksin flu dan Covid secara terpisah, seperti dikutip dari CNN.

Hasil ini konsisten bahkan pada peserta berusia 65 tahun ke atas, yang biasanya menunjukkan respons vaksin yang kurang kuat.

mRNA-1083 terdiri dari komponen mRNA-1010, kandidat vaksin flu musiman Moderna, dan mRNA-1283, kandidat vaksin COVID-19 generasi berikutnya. Masing-masing vaksin eksperimental ini telah menunjukkan hasil positif dalam uji tahap 3.

Pentingnya Vaksin Kombinasi

Insititusi kesehatan meyakini bahwa diperlukan cara lebih baik untuk melindungi masyarakat dari kedua virus ini.

Setiap tahun, jutaan orang sakit flu dan Covid.

Influenza musiman adalah infeksi pernapasan akut yang disebabkan oleh virus influenza. Penyakit ini umum terjadi di seluruh dunia dan sebagian besar orang sembuh tanpa perlu pengobatan.

Influenza mudah menyebar antar orang ketika mereka batuk atau bersin. Vaksinasi adalah cara terbaik untuk mencegah penyakit ini.

Gejala influenza meliputi demam yang tiba-tiba, batuk, sakit tenggorokan, nyeri tubuh, dan kelelahan.

Baca Juga: Moderna Klaim Vaksin Covid-19 Aman Bagi Balita, Ajukan EUA ke FDA

Setiap tahun, ada sekitar satu miliar kasus influenza musiman, termasuk 3-5 juta kasus penyakit parah. Penyakit ini menyebabkan 290.000 hingga 650.000 kematian akibat gangguan pernapasan setiap tahun.

Sembilan puluh sembilan persen kematian pada anak di bawah 5 tahun dengan infeksi saluran pernapasan bawah terkait influenza terjadi di negara-negara berkembang.

Sementara itu, angka kematian akibat COVID-19 di seluruh dunia mencapai total 7,1 juta kematian menurut laporan WHO.

Moderna bukan satu-satunya perusahaan yang telah mempelajari vaksin kombinasi vaksin 2 in 1 untuk melawan flu dan COVID-19.

Per data Oktober 2023 diketahui Pfizer dan BioNTech juga sedang mengembangkan vaksin serupa, begitu pula dengan Novavax.

Ada beberapa keuntungan dari adanya vaksin kombinasi COVID-19 dan flu.

Keuntungan pertama berupa jumlah suntikan yang perlu diberikan menjadi berkurang.

Kemudian, fasilitas penyimpanan untuk mengirimkan dan memberikan vaksin ini juga menjadi efektif karena pemerintah atau institusi yang memerlukan tidak perlu menyimpan terlalu banyak vaksin karena sudah dalam bentuk kombinasi.

Selain kenyamanan dengan lebih sedikit suntikan, vaksin kombinasi dapat mengurangi beban pada praktik dokter dan apotek pada saat musim rentan sakit.

Dengan lebih sedikit suntikan individu untuk COVID-19 dan flu yang harus diberikan, tenaga profesional kesehatan mungkin memiliki lebih banyak waktu untuk melayani lebih banyak pasien.

Sebab, penyakit pernapasan virus akut menyebabkan penggunaan sumber daya yang tinggi di seluruh sistem kesehatan, demikian dijelaskan oleh Francesca Ceddia, Chief Medical Affairs Officer dari Moderna.

Baca Juga: Beredar Narasi Detoksifikasi Vaksin COVID-19, Ini Klarifikasi Pakar

Namun, hal penting yang perlu dipertimbangkan dari vaksin kombinasi adalah kita harus memastikan bahwa kedua komponen vaksin bekerja dengan baik bersama, yang mana ini tidak selalu terjadi.

Kadang-kadang, komponen vaksin dapat saling mengganggu dan mengurangi respons imun yang diharapkan.

Selain itu, ada faktor keamanan karena ketika kita memberikan lebih banyak vaksin bersama-sama, seringkali ada lebih banyak reaksi atau efek samping.

Rencana Persetujuan

Uji tahap 3 Moderna adalah studi acak melibatkan dua kelompok usia dengan sekitar 4.000 orang dewasa di setiap kategori usia.

Pada satu bagian dari studi, Moderna membandingkan reaksi imun dari orang dewasa 65 tahun ke atas yang menerima mRNA-1083 dengan kelompok yang sama yang menerima vaksin COVID-19 (Spikevax) dan vaksin flu yang ditingkatkan (Fluzone HD).

Pada penelitian lain, mereka membandingkan bagaimana orang dewasa berusia 50 hingga 64 tahun yang menerima mRNA-1083 dengan kelompok yang menerima Spikevax dan vaksin flu dosis standar (Fluarix).

Hasil studi menunjukkan bahwa pada kedua kelompok usia, vaksin kombinasi menghasilkan respons imun lebih tinggi terhadap tiga strain flu dan COVID-19 dibandingkan dengan suntikan yang diberikan secara bersamaan.

Dalam hal keamanan, vaksin kombinasi ini diterima dengan baik, dengan efek samping serupa dengan yang dialami oleh mereka yang menerima vaksin secara bersamaan.

Keluhan paling umum adalah nyeri di tempat suntikan, kelelahan, nyeri otot, dan sakit kepala.

Moderna berencana untuk mempresentasikan data dari uji tahap akhir ini di konferensi medis mendatang dan akan mengajukan uji untuk publikasi serta berbicara dengan regulator tentang langkah-langkah berikutnya guna mendapatkan persetujuan untuk akhir tahun 2025.

Baca Juga: Ini Dua Kelompok Masyarakat yang Bisa Dapat Vaksin COVID-19 Gratis, Catat!