Kondisi ini disebabkan oleh hilangnya kelembapan alami kulit karena gangguan pada pembuluh darah dan saraf, serta penurunan produksi minyak alami oleh kelenjar sebasea.
Kulit kering juga dapat memicu rasa gatal yang kuat, yang bisa mengganggu kualitas hidup sehari-hari.
2. Perubahan Warna Kulit
Pada beberapa kasus, gula darah tinggi dapat menyebabkan perubahan warna pada kulit.
Kulit mungkin terlihat lebih gelap atau terlihat seperti bercak-bercak berwarna pada lipatan kulit, seperti di leher atau di belakang lutut.
Ini bisa menjadi tanda dari kondisi yang dikenal sebagai acanthosis nigricans, yang sering terkait dengan resistensi insulin.
3. Luka atau Lecet yang Lambat Sembuh
Gula darah tinggi dapat menghambat proses penyembuhan luka pada kulit. Luka atau lecet kecil bisa membutuhkan waktu lebih lama untuk sembuh, dan infeksi juga lebih mungkin terjadi.
Penderita diabetes sering kali mengalami luka pada kaki atau kaki dan perlu memperhatikan tanda-tanda infeksi.
4. Jerawat atau Ruam Kulit
Kadar gula darah yang tinggi dapat memengaruhi produksi minyak di kulit, yang dapat menyebabkan jerawat atau ruam kulit. Jerawat dapat muncul terutama di wajah, leher, atau daerah lain yang rentan terhadap minyak berlebih.
5. Penipisan Kulit dan Kekakuan
Kondisi yang disebut skleroderma diabeticorum dapat terjadi pada individu dengan diabetes yang tidak terkontrol.
Ini menyebabkan kulit menjadi keras, kaku, dan tampak seperti plastik. Kulit juga bisa menipis, yang membuatnya lebih rentan terhadap luka dan infeksi.
6. Kutil dan Infeksi Jamur
Gula darah tinggi menciptakan lingkungan yang lebih baik untuk pertumbuhan kuman, termasuk bakteri dan jamur. Infeksi jamur pada kulit, seperti kandidiasis kulit atau infeksi jamur lainnya, dapat lebih sering terjadi pada individu dengan diabetes.
Baca Juga: 7 Rekomendasi Rempah Penurun Gula Darah, Gejala Diabetes Bisa Mereda Seketika