Find Us On Social Media :

Depresi di Indonesia Paling Banyak Terjadi Pada Anak Muda 15-24 Tahun

Di Indonesia angka depresi tertinggi terjadi pada anak muda.

Depresi di Kalangan Remaja Indonesia

Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 yang dilakukan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan, prevalensi depresi di Indonesia adalah 6,2% pada penduduk berusia 15-24 tahun.

Survei kesehatan mental pada remaja Indonesia tahun 2022 menunjukkan bahwa 5,5% remaja usia 10-17 tahun mengalami gangguan mental.

Dengan 1% di antaranya mengalami depresi, 3,7% mengalami kecemasan, 0,9% mengalami gangguan stres pasca-trauma (SPTSD), dan 0,5% mengalami Attention-Deficit/Hyperactivity Disorder (ADHD).

Menurut Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023, prevalensi depresi di Indonesia secara nasional tercatat sebesar 1,4%. Provinsi dengan prevalensi tertinggi adalah Jawa Barat (3,3%), Kalimantan Timur (2,2%), dan Banten (1,7%).

Sebaliknya, prevalensi terendah tercatat di Bali (0,2%), Kalimantan Tengah (0,3%), Kepulauan Bangka Belitung (0,3%), dan Jambi (0,3%).

Kelompok Berisiko Tinggi

Prevalensi depresi tertinggi di Indonesia ditemukan pada kelompok usia 15-24 tahun, dengan angka 2%, diikuti oleh kelompok lansia (1,9%).

Kelompok usia 35-44 tahun memiliki prevalensi depresi terendah.

Berdasarkan jenis kelamin, prevalensi depresi lebih tinggi pada perempuan (1,8%) dibandingkan laki-laki (1%).

Selain itu, depresi lebih banyak ditemukan pada mereka dengan pendidikan menengah ke bawah (1,5%), serta pada kelompok yang tidak bekerja dan sedang sekolah (2%).

Baca Juga: 7 Fakta Hasil SKI 2023, Rangkuman Laporan Tematik Survei Kesehatan Indonesia