Pengelolaan Ternak
Peternak diimbau untuk menerapkan higiene dan sanitasi yang benar, termasuk melakukan desinfeksi dan mencuci tangan.
Jangan menjual hewan sakit, dan laporkan kematian ternak mendadak dalam jumlah besar.
Farchanny mengimbau masyarakat untuk selalu menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) sebagai upaya antisipasi penularan flu burung pada manusia.
Bagi mereka yang sering bersentuhan dengan unggas, ia menyarankan untuk selalu cuci tangan menggunakan sabun setelah berkontak dengan unggas."Tidak mengkonsumsi unggas dan mamalia yang sakit, menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) yang memadai pada saat kontak dengan unggas atau hewan mamalia sakit atau mati mendadak," pesan Farchanny.
"Kemudian melaporkan kepada dinas peternakan setempat bila ada kematian unggas atau hewan mamalia secara mendadak dan dalam jumlah yang banyak di lingkungannya."
Indonesia memperkuat pengawasan di pintu masuk negara terhadap pelaku perjalanan dari negara yang melaporkan kasus flu burung. Pengawasan ini termasuk pemeriksaan gejala ILI dan pengambilan spesimen swab sesuai pedoman yang berlaku.
Indonesia juga meningkatkan koordinasi dengan dinas kesehatan, laboratorium kesehatan masyarakat, dan rumah sakit rujukan untuk penanganan flu burung pada manusia. Selain itu, sosialisasi dengan lintas sektor terkait di wilayah kerja Balai Kekarantinaan Kesehatan juga ditingkatkan.
Masyarakat diimbau untuk menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) serta tidak mengonsumsi unggas sakit.
Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) saat kontak dengan unggas sakit juga dianjurkan. "Laporkan kepada dinas peternakan setempat jika ada kematian unggas mendadak dalam jumlah banyak," pesan Farchanny.
Baca Juga: Kasus Flu Burung di AS, Kenapa Sapi Jadi Kekhawatiran dan Risikonya Menjadi Pandemi
Situasi Flu Burung di Indonesia dan Dunia