Namun, Kementerian Kesehatan Jepang menyatakan, lonjakan kasus bakteri "pemakan daging" disebabkan karena pelonggaran mitigasi virus Covid-19.
Profesor penyakit menular di Tokyo Women’s Medical University, Ken Kukichi menduga, tingginya kasus bakteri pemakan daging di Jepang disebabkan karena melemahnya sistem kekebalan tubuh akibat COVID-19.
“Kekebalan tubuh bisa ditingkatkan jika terus menerus terpapar bakteri. Namun mekanisme itu tidak ada selama pandemi virus corona.
Jadi, kini semakin banyak orang yang rentan terhadap infeksi, dan itu mungkin menjadi salah satu alasan meningkatnya kasus secara tajam,” kata Kikuchi.
Cara menghindari bakteri pemakan daging
Pakar penyakit menular Céline Gounder mengatakan belum diketahui pasti mengapa infeksi ini ditemukan.
Namun, ia membagikan cara untuk membantu mencegah infeksi ini.
Salah satu yang perlu dilakukan adalah melakukan vaksinasi.
"Karena cacar air dan influenza merupakan faktor risiko infeksi GAS yang parah, vaksinasi terhadap virus varicella zoster dan influenza dapat mengurangi risiko infeksi GAS yang parah," kata Gounder.
Tak hanya itu, pemberian antibiotik juga dibutuhkan dalam pencegahan.
"Orang-orang yang telah melakukan kontak dekat dengan seseorang yang menderita infeksi GAS parah dan memiliki sistem imun yang lemah, hamil, atau memiliki luka terbuka harus diberikan antibiotik untuk mencegah infeksi," tambah Gounder.
Nah, itu dia beberapa fakta tentang bakteri pemakan daging dan cara menghindarinya. Semoga bermanfaat! (*)
Baca Juga: 5 Cara Ampuh Menghilangkan Bau Mulut karena Gigi Berlubang, Napas Kembali Segar