Find Us On Social Media :

Kemenkes Pastikan Imunisasi Ganda Aman Dilakukan pada Anak, Begini Prosedurnya

Imunisasi lebih dari satu jenis aman dilakukan pada anak

GridHEALTH.idImunisasi adalah salah satu langkah penting dalam melindungi anak-anak dari berbagai penyakit menular yang berbahaya.

Namun, ada kalanya orang tua dihadapkan pada situasi di mana anak perlu mendapatkan lebih dari satu vaksin dalam waktu yang sama, yang dikenal sebagai imunisasi ganda.

Pertanyaan yang sering muncul adalah, bolehkah imunisasi ganda dilakukan pada anak? Apakah ini aman dan efektif?

Berikut ini penjelasan selengkapnya.

Imunisasi lebih dari satu jenis aman untuk dilakukan

Mengutip dari laman Sehat Negeriku Kementerian Kesehatan, imunisasi dengan lebih dari satu jenis antigen vaksin yang disuntikkan dalam sekali kunjungan aman dilakukan dan tidak menyebabkan kematian langsung pada anak.

Pemberian imunisasi yang dikenal dengan istilah imunisasi ganda ini justru memberikan perlindungan ganda pada anak.

Merujuk rekomendasi Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI), imunisasi ganda aman dan memberikan manfaat yang sangat baik karena pelayanan imunisasi akan menjadi efisien, yang mana seorang anak akan segera terlindungi dari beberapa Penyakit yang dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I) dalam satu kali kunjungan.

Direktur Pengelolaan Imunisasi Kementerian Kesehatan RI dr. Prima Yosephine, M.K.M menjelaskan, suntikan imunisasi ganda sudah diterapkan di lebih dari 160 negara, tidak hanya di Indonesia saja.

“Imunisasi ganda tidak menyebabkan kematian. Miliaran vaksin telah diberikan dengan cara imunisasi ganda di seluruh dunia,” jelas Prima di Jakarta, Sabtu (29/6).

“Lebih dari 160 negara memberikan minimal dua suntikan dalam satu sesi imunisasi dalam jadwal imunisasi rutinnya, termasuk Amerika Serikat, Jepang, Inggris, dan Kanada.

Di Indonesia sendiri, di Provinsi Yogyakarta, imunisasi ganda di Provinsi Yogyakarta sudah diterapkan sejak tahun 2007.”

Baca Juga: Bayi MKA di Sukabumi Meningggal Setelah Imunisasi, Ini Tanggapan Kemenkes