Find Us On Social Media :

Kasus Cuci Darah pada Anak Melonjak, Waspadai Sejumlah Risiko Ini Bisa Terjadi

Risiko anak melakukan cuci darah

Infeksi ini bisa menyebar ke darah dan menjadi sangat berbahaya, terutama bagi anak-anak yang sistem kekebalannya belum sekuat orang dewasa.

2. Gangguan elektrolit

Cuci darah dapat menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit dalam tubuh anak. Elektrolit seperti natrium, kalium, dan kalsium sangat penting untuk fungsi tubuh yang normal.

Ketidakseimbangan elektrolit dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, termasuk gangguan jantung dan kejang.

Oleh karena itu, penting untuk memantau dan mengatur kadar elektrolit selama dan setelah proses cuci darah.

3. Penurunan tekanan darah

Penurunan tekanan darah atau hipotensi adalah komplikasi umum yang sering terjadi selama cuci darah.

Hipotensi dapat menyebabkan pusing, mual, dan bahkan pingsan.

Pada anak-anak, penurunan tekanan darah yang drastis bisa berdampak lebih serius, mengingat ukuran tubuh mereka yang lebih kecil dan organ-organ yang masih berkembang.

4. Anemia

Anemia adalah kondisi di mana tubuh kekurangan sel darah merah. Proses cuci darah dapat menyebabkan anemia karena darah yang dikeluarkan selama prosedur.

Anak-anak yang menjalani cuci darah mungkin memerlukan transfusi darah atau terapi erythropoietin untuk menjaga kadar hemoglobin tetap normal.

5. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan

Anak-anak yang harus menjalani cuci darah secara rutin mungkin mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan.

Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk diet yang terbatas, ketidakseimbangan hormon, dan kondisi medis yang mendasarinya.

Baca Juga: Sampai Kapankah Pasien Penyakit Ginjal Melakukan Cuci Darah?