GridHEALTH.id – Penyintas gagal ginjal yang kehilangan fungsi ginjalnya baik sepenuhnya atau beberapa diperlukan langkah penanganan, salah satunya dengan cuci darah.
Sebelum melakukan prosedur cuci darah, ada baiknya mengenali prosedur ini dan persiapan cuci darah bagi penyintas gagal ginjal berikut ini.
Dialisis dan transplantasi ginjal adalah dua cara yang biasa digunakan untuk mengatasi penyakit ginjal, semua disesuaikan dengan kondisi kesehatan masing-masing.
Untuk dialisis atau cuci darah sendiri terbagi ke dalam dua jenis, yaitu hemodialisis dan peritoneal dialisis.
Hemodialisis adalah perawatan penyintas gagal ginjal yang menghilangkan limbah dan cairan ekstra dari darah.
Selama prosedur ini berjalan maka darah dipompa melalui tabung lunak ke mesin dialisis yang melewati filter khusus, yang disebut dialyzer (ginjal buatan). Saat darah disaring, darah dikembalikan ke aliran darah.
Sedangkan dialisis peritoneal adalah perawatan berbasis rumah yang dapat dilakukan di mana saja, mulai di rumah, kantor, atau saat tidur dan harus dilakukan setiap hari. Biasanya diperlukan operasi kecil untuk menempatkan kateter di perut. Dengan prosedur ini maka darah dibersihkan di dalam tubuh, bukan di luar.
Lapisan perut (peritoneum) bertindak sebagai filter alami. Selama perawatan, larutan pembersih yang disebut dialisat, mengalir ke perut melalui tabung lunak yang disebut kateter. Limbah dan cairan ekstra mengalir dari darah ke dalam larutan pembersih.
Setelah beberapa jam, perlu menguras larutan bekas dari perut dan mengisi ulang dengan larutan pembersih baru untuk memulai prosesnya lagi.
Dengan melakukan dialisis atau cuci darah bagi penyintas gagal ginjal, maka dapat membantu menggantikan fungsi ginjal yang sudah rusak.
Cuci darah dengan jenis hemodialisis memiliki fungsi yang bekerja untuk menghilangkan darah dari jarum di lengan, mengedarkan darah melalui filter dialyzer yang mengandung air, garam, dan zat tambahan lainnya untuk memindahkan limbah ke dalam larutan dialisis.
Baca Juga: Kasus Gagal Ginjal Akut Pada Anak Muncul Kembali, 3 Obat Sirup Ini Penyebabnya
Kemudian mengembalikan darah yang disaring ke tubuh melalui jarum yang berbeda di lengan, dan memantau tekanan darah untuk menyesuaikan seberapa cepat darah mengalir masuk dan keluar dari tubuh.
Diperlukan persiapan cuci darah bagi penyintas gagal ginjal setidaknya beberapa bulan sebelum dilakukan.
Seperti dalam halnya prosedur dialisis peritoneal yang perlu sekitar tiga minggu sebelumnya menjalani bedah kecil untuk dimasukkan tabung yang lembut dan tipis (kateter) melalui perut dan masuk ke peritoneum. Biasanya kateter ini tetap terpasang secara permanen.
Sedangkan dalam hemodialisis, biasanya persiapan cuci darah yang perlu dilakukan, seperti membuat akses. Contohnya akses vaskular, yaitu jalan bagi darah untuk dikeluarkan dari tubuh, bersikulasi melalui mesin dialisis dan kemudian kembali ke tubuh dengan kecepatan yang lebih tinggi daripada yang dapat dicapai melalui vena normal.
Selain menggunakan akses vaskular, ada beberapa cara lainnya untuk membuat akses, bisa dengan fistula arteriovenosa primer, cangkok, atau kateter.
Persiapan cuci darah bagi penyintas gagal ginjal juga biasanya dimulai dengan perubahan pola makan, seperti memastikan tidak kelebihan cairan, konsumsi protein, kalori, vitamin, dan mineral dengan keseimbangan yang tepat.
Biasanya penyintas gagal ginjal juga disarankan untuk membatasi konsumsi harian natrium, kalium, dan fosfor.
Saat seorang penyintas gagal ginjal diwajibkan menjalani dialisis, maka penting untuk:
- Datang ke setiap perawatan dialisis dan tinggal selama perawatan
- Terapkan langkah-langkah untuk mempertahankan fungsi ginjal yang tersisa
- Kelola komplikasi penyakit ginjal dan gagal ginjal, seperti masalah jantung dan pembuluh darah, anemia, masalah tulang, tekanan darah tinggi, dan kesehatan nutrisi yang buruk (*)
Baca Juga: Jangan Disepelekan, Sakit Ginjal pada Wanita Bisa Sebabkan Haid yang Tidak Teratur
Source | : | kidney.org,cleveandclinic.org,Yale Medicine,Up To Date |
Penulis | : | Vanessa Nathania |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar