Find Us On Social Media :

Bahaya Gula Darah Tinggi Saat Hamil Bisa Berdampak juga ke Janin, Ini 6 Akibatnya

Bahaya gula darah tinggi saat hamil

GridHEALTH.id – Gula darah tinggi selama kehamilan, atau dikenal sebagai diabetes gestasional, adalah kondisi yang memengaruhi sekitar 2-10% ibu hamil.

Kondisi ini terjadi ketika tubuh tidak dapat memproduksi cukup insulin untuk mengatur kadar gula darah selama kehamilan.

Gula darah tinggi yang tidak dikelola dengan baik dapat berdampak serius pada kesehatan ibu dan bayi.

Mengetahui bahaya yang mungkin terjadi penting untuk mencegah komplikasi selama kehamilan. Berikut ini penjelasan selengkapnya.

Bahaya gula darah tinggi bagi ibu hamil

Melansir dari berbagai sumber, ini adalah beberapa bahaya gula darah tinggi bagi ibu hamil.

1. Preeklamsia: Gula darah yang tinggi selama kehamilan meningkatkan risiko ibu mengalami preeklamsia. Preeklamsia ditandai dengan tekanan darah tinggi dan kerusakan organ, terutama ginjal.

Kondisi ini sangat berbahaya karena dapat menyebabkan kelahiran prematur, kerusakan organ permanen pada ibu, atau bahkan kematian jika tidak segera ditangani.

2. Persalinan caesar: Gula darah tinggi sering menyebabkan bayi tumbuh lebih besar dari ukuran normal (makrosomia). Bayi yang terlalu besar dapat membuat persalinan normal menjadi sulit dan berbahaya.

Akibatnya, banyak ibu dengan diabetes gestasional harus menjalani operasi caesar untuk menghindari komplikasi saat melahirkan.

3. Infeksi: Ibu hamil dengan gula darah tinggi juga lebih rentan terhadap infeksi, terutama infeksi saluran kemih dan vagina.

Infeksi ini dapat memperburuk kesehatan ibu dan menyebabkan komplikasi selama atau setelah persalinan.

Baca Juga: Kenapa Penderita Gula Darah Tinggi Mudah Lapar? Ini 3 Alasannya

Bahaya gula darah tinggi bagi janin

1. Makrosomia: Kadar gula darah tinggi dapat menyebabkan janin tumbuh terlalu besar, yang disebut makrosomia.

Bayi besar berisiko mengalami komplikasi saat persalinan, seperti bahu terjepit (distosia bahu), yang dapat membahayakan bayi dan ibu.

2. Hipoglikemia neonatal: Setelah lahir, bayi dari ibu yang memiliki gula darah tinggi selama kehamilan berisiko mengalami hipoglikemia neonatal, yaitu kadar gula darah rendah pada bayi baru lahir.

Kondisi ini terjadi karena bayi memproduksi insulin dalam jumlah besar selama dalam kandungan. Hipoglikemia yang tidak segera diatasi dapat menyebabkan kerusakan otak atau masalah kesehatan lainnya.

3. Masalah pernapasan dan jantung: Bayi yang lahir dari ibu dengan diabetes gestasional memiliki risiko lebih tinggi mengalami masalah pernapasan, seperti sindrom gangguan pernapasan. Selain itu, mereka juga berisiko lebih besar terkena kelainan jantung dan saraf.

Pencegahan dan penanganan gula darah tinggi saat hamil

Untuk mencegah atau mengelola gula darah tinggi selama kehamilan, ibu hamil harus menjalani pola hidup sehat. Beberapa langkah yang bisa dilakukan meliputi:

- Pola makan sehat: Konsumsi makanan yang rendah gula dan karbohidrat olahan. Sertakan lebih banyak serat, protein, dan sayuran hijau dalam diet harian.

- Olahraga teratur: Aktivitas fisik ringan seperti berjalan kaki atau yoga dapat membantu menjaga kadar gula darah tetap stabil.

- Pemantauan kadar gula darah: Pemeriksaan rutin kadar gula darah sangat penting untuk mendeteksi masalah sejak dini. Jika diperlukan, dokter akan meresepkan insulin atau obat lain untuk mengendalikan kadar gula darah.

Gula darah tinggi saat hamil dapat menyebabkan berbagai komplikasi berbahaya, baik bagi ibu maupun janin. Namun, dengan perawatan dan pemantauan yang tepat, risiko tersebut dapat diminimalkan.

Ibu hamil disarankan untuk menjalani gaya hidup sehat, rajin memeriksa kadar gula darah, dan berkonsultasi dengan dokter secara rutin agar kehamilan berjalan lancar dan aman. (*)

Baca Juga: Dua Masalah Seketika Teratasi, Berikut 7 Makanan Penurun Gula Darah Sekaligus Kolesterol