GridHEALTH.id – Sempat dikabarkan retak, akhirnya Baim Wong angkat bicara terkait rumah tangganya dengan Paula Verhoeven.
Pada konferensi pers di Jakarta Selasa (8/10/2024), Baim Wong tiba-tiba mengumumkan bahwa dirinya telah secara resmi menggugat cerai sang istri.
Sidang perdana keduanya pun akan digelar pada 23 Oktober 2024 mendatang.
Gugatan cerai yang dilayangkan Baim Wong ini tentu mengejutkan banyak pihak. Tak sedikit yang memikirkan bagaimana kondisi psikologis kedua anak mereka, Kiano dan Kenzo, yang masih kecil.
Lantas, apa saja sebenarnya dampak perceraian orang tua terhadap psikologi anak? Berikut ini penjelasan selengkapnya.
Dampak perceraian orang tua terhadap psikologi anak
Perceraian tidak hanya memengaruhi kehidupan kedua orang tua, tetapi juga berdampak besar pada anak-anak.
Anak yang mengalami perceraian orang tua sering kali harus menghadapi berbagai tekanan emosional dan psikologis yang bisa memengaruhi perkembangan mereka.
Berikut adalah beberapa dampak perceraian orang tua terhadap psikologi anak yang perlu diperhatikan.
1. Stres dan kebingungan
Perceraian dapat menjadi sumber stres besar bagi anak. Anak-anak mungkin merasa bingung dan tidak mengerti mengapa orang tua mereka berpisah, terutama jika mereka masih sangat muda.
Mereka bisa merasa cemas tentang perubahan dalam kehidupan mereka, seperti tinggal di dua rumah yang berbeda atau kehilangan rutinitas yang sudah mereka kenal. Kebingungan ini bisa menyebabkan anak merasa tidak stabil dan tidak aman.
2. Perasaan bersalah
Banyak anak yang merasa bahwa perceraian orang tua adalah kesalahan mereka. Mereka mungkin berpikir bahwa jika mereka berperilaku lebih baik atau melakukan sesuatu yang berbeda, orang tua mereka tidak akan bercerai.
Perasaan bersalah ini bisa berdampak buruk pada harga diri anak dan menyebabkan tekanan emosional yang berkepanjangan.
3. Kesulitan dalam hubungan sosial
Perceraian juga dapat memengaruhi kemampuan anak dalam membentuk hubungan sosial. Anak-anak yang mengalami perceraian sering kali mengalami kesulitan dalam mempercayai orang lain dan bisa menjadi lebih tertutup.
Mereka mungkin merasa takut untuk menjalin hubungan yang erat karena takut akan kekecewaan atau penolakan. Hal ini bisa berdampak pada persahabatan dan hubungan mereka di masa depan.
4. Gangguan emosi dan perilaku
Perceraian orang tua dapat memicu perubahan perilaku pada anak. Beberapa anak menjadi lebih memberontak dan agresif, sementara yang lain menjadi lebih pendiam dan menarik diri.
Mereka juga mungkin mengalami gangguan tidur, kesulitan berkonsentrasi di sekolah, atau bahkan mengalami masalah kesehatan seperti sakit perut atau sakit kepala yang berhubungan dengan stres.
Jika tidak ditangani dengan baik, masalah ini bisa berkembang menjadi masalah yang lebih serius di masa depan.
5. Depresi dan kecemasan
Anak yang mengalami perceraian orang tua juga lebih rentan mengalami depresi dan kecemasan. Mereka mungkin merasa sedih karena kehilangan keluarga yang utuh dan khawatir tentang masa depan.
Tekanan ini bisa membuat mereka merasa cemas secara berlebihan, yang memengaruhi keseharian mereka, baik di rumah maupun di sekolah.
Perceraian orang tua dapat meninggalkan dampak psikologis yang signifikan pada anak-anak, termasuk stres, perasaan bersalah, dan gangguan emosi.
Oleh karena itu, penting bagi orang tua yang bercerai untuk memberikan dukungan emosional kepada anak, menjaga komunikasi yang baik, dan memastikan anak merasa aman dan dicintai meskipun keluarga mereka telah berubah.
Dukungan dari orang tua, keluarga, dan profesional dapat membantu anak-anak melewati masa sulit ini dengan lebih baik. (*)