Find Us On Social Media :

Penerapan Imunisasi dan Skrining, Upaya Promotif dan Preventif Kesehatan Kemenkes

Penanganan stunting di Posyandu, dilakukan dengan memantau perkembangan anak.

Imunisasi berfungsi untuk mencegah penyakit, sementara skrining digunakan untuk mendeteksi risiko penyakit.

Menurut Menkes Budi, imunisasi di Indonesia kini dilengkapi dengan tiga antigen baru, yaitu vaksin HPV (human papillomavirus) untuk pencegahan kanker serviks, vaksin PCV (Pneumococcal Conjugate Vaccine) untuk pencegahan pneumonia, dan vaksin Rotavirus untuk mencegah diare.

Vaksin PCV dan Rotavirus diberikan kepada semua balita, sedangkan vaksin HPV ditujukan bagi perempuan mulai dari usia 11 hingga 21 tahun.

Pemberian vaksin HPV ini dilakukan karena kanker serviks merupakan penyebab kematian kedua tertinggi pada wanita setelah kanker payudara di Indonesia.

Sementara itu, pemberian vaksin PCV dan Rotavirus ditujukan untuk menurunkan angka kematian balita akibat pneumonia dan diare, yang hingga kini masih tinggi.

Ketiga vaksin tersebut, HPV, PCV, dan Rotavirus, telah diakui secara internasional. Indonesia kini telah mengadopsi imunisasi dengan ketiga vaksin ini sebagai program nasional besar.

Skrining untuk Deteksi Risiko Penyakit

Upaya preventif di layanan kesehatan primer yang menonjol adalah skrining, terutama untuk penyakit gizi pada balita, seperti stunting.

Program skrining ini adalah bagian dari layanan besar di puskesmas yang bertujuan meningkatkan kesehatan masyarakat.

Menurut Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, stunting merupakan masalah gizi yang paling banyak dihadapi, dan skrining dilakukan dengan mengukur tinggi dan berat badan anak menggunakan alat antropometri.

Sebelumnya, proses pengukuran di posyandu tidak standar, tetapi kini Kementerian Kesehatan telah mendistribusikan lebih dari 300.000 alat antropometri ke seluruh posyandu di Indonesia.

Baca Juga: Upaya Percepatan Penurunan Stunting dan Kendala Intervensi Pencegahan Stunting di Posyandu