Find Us On Social Media :

Upaya 100 Tahun, Akhirnya Mesir Dinyatakan Bebas Malaria oleh WHO

Mesir dinyatakan sebagai negara bebas malaria oleh WHO.

GridHEALTH.id - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) secara resmi menyatakan Mesir sebagai negara bebas malaria.

Sertifikasi eliminasi malaria diberikan oleh WHO ketika suatu negara telah membuktikan bahwa rantai penularan malaria asli oleh nyamuk Anopheles telah terputus setidaknya selama tiga tahun berturut-turut.

Negara tersebut juga harus menunjukkan kemampuan untuk mencegah transmisi kembali.

Ini adalah pencapaian besar dalam sejarah kesehatan publik negara dengan lebih dari 100 juta penduduk ini.

Pengakuan ini merupakan hasil dari hampir 100 tahun upaya pemerintah Mesir dan masyarakatnya dalam memerangi penyakit yang telah ada sejak zaman kuno.

Malaria di Mesir dapat ditelusuri hingga 4000 SM, dengan bukti genetik penyakit ini ditemukan pada mumi Firaun Tutankhamun dan mumi Mesir kuno lainnya.

Upaya awal untuk mengurangi kontak antara manusia dan nyamuk di Mesir dimulai pada tahun 1920-an, ketika pemerintah melarang penanaman padi dan tanaman pertanian di dekat pemukiman.

Dengan mayoritas penduduk Mesir tinggal di sepanjang Sungai Nil dan prevalensi malaria mencapai 40%, pemerintah menetapkan malaria sebagai penyakit yang harus dilaporkan pada tahun 1930 dan kemudian membuka stasiun pengendalian malaria pertama yang berfokus pada diagnosis, pengobatan, dan pengawasan.

Pada tahun 1942, kasus malaria di Mesir melonjak hingga lebih dari 3 juta, yang disebabkan oleh perpindahan penduduk akibat Perang Dunia Kedua, gangguan pasokan dan layanan medis, serta invasi nyamuk Anopheles arabiensis, vektor malaria.

Mesir berhasil mengendalikan wabah malaria melalui pembentukan 16 divisi pengobatan dan perekrutan lebih dari 4.000 petugas kesehatan.

Pada tahun 2001, malaria sudah terkendali dengan baik, dan Kementerian Kesehatan dan Kependudukan Mesir fokus untuk mencegah transmisi lokal malaria kembali.

Baca Juga: Kasus Malaria di Indonesia Capai Jutaan Orang, Ini Upaya Pemberantasan yang Dilakukan Kemenkes

Mesir dengan cepat menanggulangi wabah kecil malaria di Provinsi Aswan pada tahun 2014 melalui identifikasi dini kasus, pengobatan cepat, pengendalian vektor, dan edukasi masyarakat.

"Malaria telah ada sejak peradaban Mesir kuno, tetapi penyakit yang mengganggu para Firaun kini hanya menjadi bagian dari sejarah dan bukan masa depannya," ujar Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus, Direktur Jenderal WHO.

"Sertifikasi ini merupakan pencapaian bersejarah dan bukti komitmen pemerintah dan rakyat Mesir untuk membebaskan diri dari penyakit kuno ini. Saya mengucapkan selamat kepada Mesir atas pencapaian ini, yang menjadi inspirasi bagi negara-negara lain di kawasan ini dan menunjukkan apa yang bisa dicapai dengan sumber daya dan alat yang tepat."

Diagnosis dan pengobatan malaria di Mesir disediakan secara gratis untuk seluruh penduduk, tanpa memandang status hukum, dan para profesional kesehatan dilatih secara nasional untuk mendeteksi dan menyaring kasus malaria, termasuk di perbatasan.

Mesir adalah negara ketiga yang mendapatkan sertifikasi bebas malaria di kawasan WHO Mediterania Timur, setelah Uni Emirat Arab dan Maroko, dan yang pertama sejak tahun 2010.

Secara global, total 44 negara dan 1 teritori telah mencapai tonggak sejarah ini menurut WHO.

Di kawasan Asia Tenggara, negara terdekat Indonesia yang sudah mendapat status bebas malaria adalah Singapura, yang mendapatkan status itu pada tahun 1982.

"Perolehan sertifikat eliminasi malaria hari ini bukanlah akhir dari perjalanan, tetapi awal dari fase baru. Kami harus bekerja keras dan waspada untuk mempertahankan pencapaian ini melalui pengawasan, diagnosis, dan pengobatan yang berkualitas tinggi, manajemen vektor yang terintegrasi, serta respon cepat terhadap kasus impor. Upaya multisektoral kami akan menjadi kunci untuk menjaga status bebas malaria Mesir," ujar Dr Khaled Abdel Ghaffar, Wakil Perdana Menteri Mesir.

Baca Juga: Malaria di Indonesia Mengkhawatirkan, Bagaimana dengan Malaria di IKN?