Masalah Hormonal: Gangguan hormonal, seperti pada tiroid atau menopause, juga dapat menyebabkan keringat dingin.
Kapan Harus Waspada?
Keringat dingin tidak selalu menunjukkan kondisi berbahaya.
Namun, ada beberapa situasi di mana keringat dingin menjadi perhatian serius:
Serangan Jantung: Jika keringat dingin disertai dengan nyeri dada, sesak napas, atau nyeri yang menjalar ke lengan atau rahang, segera cari bantuan medis.
Gejala Stroke: Jika keringat dingin disertai dengan gejala seperti kesulitan berbicara, kelemahan di satu sisi tubuh, atau kebingungan mendadak, ini bisa menjadi tanda stroke.
Infeksi Parah: Jika disertai demam tinggi, keringat dingin dapat menjadi tanda infeksi serius yang memerlukan penanganan medis.
Reaksi Alergi: Keringat dingin yang muncul setelah terpapar alergen bisa menjadi tanda reaksi alergi yang memerlukan perhatian medis.
Kesimpulan
Keringat dingin bisa menjadi respons tubuh terhadap berbagai faktor, dari stres hingga masalah kesehatan yang lebih serius.
Meskipun tidak selalu menandakan kondisi berbahaya, penting untuk memperhatikan gejala lain yang menyertainya.
Jika Anda mengalami keringat dingin yang tidak biasa atau disertai gejala mencurigakan, segera konsultasikan dengan profesional kesehatan.
Dengan penanganan yang tepat, risiko komplikasi dapat diminimalisir, dan kesehatan Anda dapat terjaga.
Baca Juga: Keringat Dingin pada Bayi, Bisa Gejala Hipoglikemia hingga Penyakit Jantung Bawaan