GridHEALTH.id - Setiap wanita pasti pernah mengalami keputihan.
Terkadang, keputihan datang sebelum masa menstruasi datang atau jika seseorang dalam kondisi kecapean.
Perlu diketahui, keputihan merupakan sekresi yang diproduksi oleh vagina dalam bentuk cairan vagina.
Baca Juga : Sering Mood Swing Saat PMS? Bisa Jadi Ini Penyebab Marshanda Bipolar
Keputihan juga normal terjadi saat wanita dalam masa subur mereka.
Namun, bagaimana cara mengetahui keputihan pada organ intim kita masih bersifat fisiologis (normal), atau sudah patologis (tidak normal)?
Keputihan yang normal terlihat bening, putih agak keruh, atau kekuningan ketika sudah mengering di pakaian dalam.
Baca Juga : Jerawat Bukan Penentu Tingkat Kesuburan Wanita. Ini Penjelasannya
Kadang-kadang juga mengandung bercak-bercak putih yang encer dan berserabut. Saat lain bisa lengket, kental, atau elastis.
Sedangkan, pada keputihan tidak normal terdapat perubahan warna.
Perubahan warna dan jumlah cairan bisa merupakan tanda terjadinya infeksi vagina.
Gejala-gejala infeksi vagina antara lain perubahan aroma, warna (menjadi kehijauan atau abu-abu), tekstur (berbusa atau tampak seperti keju cottage), gatal, rasa panas saat berkemih atau meninggalkan bercak-bercak kemerahan.
Baca Juga : Cukup Dirumah, Lakukan 5 Perawatan Kecantikan dengan Kayu Manis
Selain itu, volume keputihan yang tidak normal juga meningkat.
Jika telah mengalami tanda infeksi vagina ini, Moms harusnya berkonsultasi ke dokter.
Baca Juga : Tiga Hal Mudah Ini Akan Membantu Buang Air Besar Jadi Lancar
Nah, berbicara mengenai keputihan fisologis, ternyata kita bisa mengobatinya dengan bahan alami.
Dilansir laman Mayo Clinic, penyebab keputihan menjadi berbau dan berwarna yaitu:
- Bacterial vaginosis (mundulnya bakteri karena ketidakseimbangan pertumbuhan bakteri anaerob dalam vagina)
- Diabetes
Baca Juga : 85 Kali Kemoterapi, Inilah Perjuangan Mahfudz Melawan Kanker LCH
- Pil KB
- Kanker serviks
- Gonorrhea (siphilis atau raja singa)
- Trikomoniasis (infeksi parasit biasanya tertular dan disebabkan oleh hubungan seks tanpa kondom)
Baca Juga : Vanessa Angel Tarifnya Hingga 80 Juta, Dirinya Rutin Latihan Bikini Body Guide Untuk Merawat Tubuh
- Atrofi vagina (penipisan dan pengeringan dinding vagina selama menopause)
- Vaginitis (iritasi di dalam atau di sekitar vagina)
"Keputihan itu biasanya disebabkan karena jamur. Tapi jika hanya mengalami infeksi jamur sekali atau dua kali dalam setahun, sebenarnya tidak perlu terlalu khawatir," ungkap dr. H. Boyke Dian Nugraha, SpOG MARS.
Boyke mengungkapkan jika memiliki masalah keputihan yang berkepanjangan dan tidak normal, biasanya dokter akan memeriksanya terlebih dahulu, apakah ada infeksi jamur atau bakteri.
"Kalau untuk keputihan bisanya kita ambil cairannya, lalu dipriksa jamurnya, kalau karena jamur kita kasih obat anti jamur.
Tapi kalau ada kelainan karena bakteri ya kita kasih obat anti bakteri," sambung dokter kondang ini.
Baca Juga : Waspada Anak Kurang Minum, Ini Dampak Buruk pada Kesehatannya
Selain itu, dokter berusia 61 tahun ini menyarankan bisa dengan daun sirih.
"Untuk mereka yang jauh dan sulit mendapat bantuan dokter saya suruh ambil daun sirih 7 lembar dengan satu gelas air, kemudian di rebus hingga setengah gelas, kemudian dibasuhkan pada area Miss V. Cairan ini paling tidak untuk antiseptiknya, biasanya dia juga akan mati," tutup Boyke. (*)
Source | : | Mayo Clinic,Nakita.id |
Penulis | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar