GridHEALTH.id - Janin sungsang atau melintang menjadi salah satu kekhawatiran terbesar ibu hamil.
Sebenarnya, sebelum kehamilan mencapai usia 28 minggu, janin sungsang lumrah terjadi.
Hal ini terjadi karena janin masih leluasa bergerak, mengingat air ketuban masih relatif banyak.
Baca Juga : Tidur Mendengkur Saat Hamil Ternyata Berisiko Bagi Kesehatan Janin
Namun di minggu-minggu selanjutnya, kepala bayi akan turun dengan sendirinya secara signifikan menuju jalan lahir.
Sedangkan di usia kehamilan 37 minggu, yakni usia siap dilahirkan, diperkirakan ada sekitar 3% janin yang masih bertahan pada posisi lintang atau sungsang.
Dahulu, posisi sungsang dapat diperbaiki oleh dokter menjelang atau saat persalinan.
Baca Juga : Perdarahan Implantasi, Tanda Awal Kehamilan yang Tak Disadari
Namun, tindakan tersebut dianggap sangat berisiko terhadap janin.
Untuk mengatasi hal itu, ada alternatif persalinan lain seperti operasi sesar yang semakin aman dilakukan untuk membantu proses persalinan janin yang sungsang.
Sebenarnya, ada beberapa penyebab janin sungasang, yaitu:
1. Feto pelvic disproportion, yakni adanya ketidak cocokan antara rongga panggul ibu dengan ukuran tubuh janin.
2. Tumor dan mioma di daerah panggul yang menghalangi kepala janin turun ke dalam jalan lahir.
3. Kepala janin besar, entah makrosefali atau hidrosefalus, sehingga tidak memungkinkan masuk ke rongga panggul.
Baca Juga : Studi: Rutin Latihan Aerobik Kurangi Tingkat Depresi Pada Wanita
Akibat gangguan ini, janin secara otomatis berusaha mencari tempat yang paling luas dan posisi sungsang atau lintanglah yang dirasakannya palingn nyaman.
4. Plasenta previa yang menutup jalan lahir.
5. Bayi besar dengan berat badan di atas 4.000 gram.
Lalu, upaya seperti apa yang bisa dilakukan untuk mengatasinya?
Saat janin diketahui dalam posisi sungsang, ibu hamil dianjurkan untuk nungging dengan posisi seperti sedang sujud.
Tepatnya, dada dan kepala ibu hamil menempel rata pada alas atau lantai, sementara kepala boleh menoleh ke kanan atau ke kiri.
Posisi tangan lurus ke depan agar otot-otot perut lebih teregang sempurna, sedangkan lutut bertumpu pada alas.
Baca Juga : Mujarab, Penghilang Stretch Mark Saat Hamil dan Pasca Melahirkan
Dengan melakukan posisi nungging yang benar, akan terjadi kompresi (tekanan) ke dinding atas rahim sehingga janin diharapkan akan memutar dengan sendirinya.
Selanjutnya, kompresi (tekanan) ini akan membuat tubuh bayi yang masih sedemikian elastis mengikuti lekukan rahim bagian atas kemudian mencari posisi baru yang dirasa lebih nyaman, yakni kepala di bawah.
Ibu hamil dianjurkan nungging 2-3 kali sehari, cukup 3-5 menit setiap kali latihan.
Source | : | parenting.firstcry.com |
Penulis | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar