Menurut data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan bahwa nilai indeks standar pencemaran udara (ISPU) provinsi DKI Jakarta saja sudah mencapai angkai 81.
Artinya nilai pencemaran di Jakarta sudah terbilang cukup mengkhawatirkan bagi kesehatan kita.
Baca Juga : Inilah Fakta Kanker Nasofaring yang Diderita Ustadz Arifin Ilham
Selain itu, beberapa kota di Indonesia seperti Bandung, Surabaya dan Medan juga masih termasuk dalam kategori sedang atau artinya udara di daerah tersebut cukup memiliki dampak negatif bagi kesehatan manusia.
Udara kotor tersebut memang menjadi salah satu masalah yang sering menggangu kesehatan, tak terkecuali kesahatan psikis.
Hasil penelitian dari Georgetown University, menyatakan sejak tahun 2010 polusi udara memiliki dampak negatif terhadap tingkat kebahagiaan dan kesejahteraan manusia.
Sebagai contohnya, akibat udara yang kotor banyak rumah tangga yang mulai menggunakan air conditioner (AC) dan air purifier (pembersih udara) untuk membersihkan udara dan menangkal radikal bebas yang di hasilkan dari udara luar.
Baca Juga : Air Purifier Body Guard Kesehatan Udara di Rumah, Virus Bakteri Takut
Akibat dari banyaknya dan lamanya penggunaan AC tersebut mengakibatkan pembayaran listrik yang semakin melonjak mahal tuap bulannya.
Hal ini berdampak pada ekonomi keluarga dan kebahagiaan setiap anggotanya.
Selain itu, campuran partikel seperti karbon monoksida, sulfur dioksida, nitrogen dioksida, dan ozon juga berdampak pada kesehatan kognitif kita.
Paparan polusi udara yang terus menerus ini sangat berdampak terhadap pikiran kita dan suasana hati.
Seseorang yang sering terkena polusi udara yang mengandung banyak karbon monoksida (CO) akan lebih sering mengalami pusing, penurunan oksigen dalam otak yang dapat membuat konsentrasi berpikir menurun sehingga mengakibatkan bad mood terjadi lagi.
Source | : | Sciencedirect,georgetown.edu,menlhk.go.id |
Penulis | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar