GridHEALTH.id - Beberapa tahun ini, penggunaan baby walker menjadi perdebatan banyak kalangan.
Baca Juga : Tips Memilih Teether Saat Fase Oral, Bisa Sekaligus Menstimulasi
Banyak orangtua yang memilih untuk menggunakan baby walker untuk membantu anak berjalan bahkan agar anaknya diam.
Pilihan baby walker ini dipilih karena harganya relatif murah. Tapi tahukah ibu bahwa baby walker ternyata tidak sebaik yang kita ketahui?
Baca Juga : Siti Nurhaliza Ceritakan Perkembangan Bayi 10 Bulan Sebelum Gelar Konser Tunggal
Dilansir dari laman Cleveland Clinic menyebutkan bahwa ada penelitian pada tahun 2010 yang menunjukkan standar keselamatan pada baby walker.
Laporan dari American Academy of Pediatrics mengatakan bahwa pada tahun 1999 diperkirakan sebanyak 8.800 di bawah usia 15 bulan dibawa ke gawat darurat karena kecelakaan akibat baby walker.
Sedangkan dari tahun 1973 sampai 1998 dilaporkan sebanyak 34 bayi meninggal akibat kecelakaan baby walker yang kebanyakan karena jatuh dan cedera kepala.
Baca Juga : Memilih Tas Punggung Untuk Anak, Jangan Cuma Mementingkan Model
Menurut data dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), baby walker tidak menolong bayi untuk berjalan lebih cepat daripada bayi yang tidak memakai walker.
Karena baby walker justru mengurangi keinginan anak untuk berjalan. Lagipula pernyataan mengenai baby walker yang dapat menguatkan otot juga terbukti salah.
Baca Juga : Kesehatan Kulit, Waspada Bakteri Penyebab Ruam Pada Kulit Bayi
Sewaktu berada di baby walker, bayi terancam mendapat risiko seperti luka kepala/otak, patah tulang, atau luka bakar.
Bayi dengan usia yang masih kecil biasanya belum memiliki otot dan tulang yang kuat.
Jika dipaksa memakai baby walker, tulang tungkai atas (paha) tidak terlatih dan bahkan belum siap untuk berjalan dengan cepat.
“Baby walker mungkin menjadikan bayi lebih tinggi karena memungkinkan bayi mencapai barang-barang yang letaknya tinggi.
Namun baby walker juga memiliki risiko bayi terjatuh, turun dari tangga, bayi berjalan menuju tempat rawan, seperti kompor, jaringan elektronik (kabel atau stop contact), bahkan masuk ke dalam toilet.”, ujar dokter anak, Kimberly Guiliano, MD.
Baca Juga : Cegah 8 Kebiasaan Jorok yang Sering Dilakukan Anak Demi Kesehatannya
Bahkan menurut Dr. Guiliano, baby walker dapat menghambat perkembangan motorik seorang bayi.
“Anak yang berjalan dalam sebuah alat bantu jalan mungkin berjalan lebih lambat dari seorang anak yang diberi waktu untuk menjelajahi kelompok otot tersebut secara mandiri dan mencari tahu sendiri.”, kata Dr. Guiliano.
Dr. Guiliano menyarankan kepada orangtua yang ingin mengajarkan bayinya untuk berjalan dengan cara mentitah anak tersebut.
Baca Juga : Sering Ngempeng? Awas, Bisa Menjadi Pencetus Pembusukkan Gigi Bayi
Bergerak dan berjalan bersama anak akan menimbulkan kelekatan anak dengan orangtua.
Selain itu, menghindari pemakaian baby walker sangat bermanfaat bagi orangtua agar perkembangan motorik bayi berkembang optimal . (*)
Source | : | IDAI,Cleveland Clinic |
Penulis | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar