GridHEALTH.id – Fortifikasi membuat makanan bernilai gizi lebih.
Sehingga baik untuk manusia.
Proses fortifikasi dilakukan secara hati-hati. Jadi tidak usah khawatir anak akan mengalami keracunan akibat kebanyakan mengonsumsi makanan berfortifikasi.
Ini karena pemberiannya sudah diperhitungkan tidak melampaui angka kecukupan gizi (AKG) seseorang.
Pemberiannya sangat sedikit tetapi cukup efektif bagi tubuh.
Baca Juga : Selain Enak, 5 Makanan Imlek Ini Bawa Keberuntungan Bagi Kesehatan
Selain itu, fortifikasi juga tidak mengubah kondisi makanan. Baik bentuk, warna, rasa, bau, kekentalan, dan lain-lain.
Jadi tidak ada bedanya, kecap terfortifikasi dengan kecap tanpa tambahan apa-apa.
Zat gizi (fortifikan) pun diusahakan tetap stabil selama waktu penyimpanan makanan.
Baca Juga : Bakteri Selalu Berada di Organ Intim Wanita, Harus Dibasmi atau Tidak?
Kabar gembiranya, fortifikasi cukup efektif mengatasi kekurangan zat gizi pada masyarakat.
Hasil penelitian Jurusan Biokimia Pascasarjana IPB membuktikan, garam fortifikasi ganda yodium dan besi (GFG) terbukti efektif mengatasi kekurangan zat besi.
Penelitian dilakukan pada wanita usia subur (WUS) di Desa Junrejo, Batu, Jawa Timur.
Kepada para wanita responden tersebut diberikan paket GFG yang digunakan sebagai garam untuk memasak setiap hari selama 3 bulan.
Baca Juga : Beton, Biji Buah Nangka Bergizi Sehat dan Berkekuatan Mistis
Hasilnya, kadar Hemoglobin (Hb) rata-rata WUS tersebut meningkat sangat signifikan, dari 11,5 g/dl menjadi 12,8 g/dl (11,5%) dan status besi darahnya meningkat dari 80,5 mg/dl menjadi 100,6 mg/dl (25%).
Baca Juga : Manfaat Durian Bagi Kesehatan, Durian Buah Paling Bergizi Di Dunia
Temuan ini membuktikan bahwa GFG efektif mengatasi kekurangan yodium dan zat besi.
Seseorang diindikasikan menderita Anemia Gizi Besi (AGB) bila kadar Hb-nya < 12 g/dl, setelah mengonsumsi GFG kadar Hb bisa meningkat > 12 g/dl.
Tapi sebaliknya, ada kabar buruk karena ternyata masih banyak produsen nakal yang sekadar mencantumkan tulisan penambahan zat gizi pada kemasan produknya.
Angka garam beryodium gadungan ini menurut data survei Departeman kesehatan lumayan tinggi.
Baca Juga : Hari Gizi Nasional, Makanan Ini Baik Dikonsumsi Saat Anak Sembelit
Ada sekitar 36% produk garam yang mengandung yodium di bawah 30 ppm.
Bahkan 6% garam tidak mengandung yodium sama sekali. Karena itu, orangtua harus cermat memilih produk.
Cirinya antara lain, garam tersebut dikemas dengan baik dan rapi.
Begitu dengan produk olahan makanan lainnya. Kecermatan ini menjadi prioritas.
Terakhir dan tak kalah penting, orangtua tetap harus memberikan menu sehat bergizi yang cukup dan seimbang. Memang, sajian tepung goreng saja sudah mengandung banyak zat gizi, tetapi tentu saja tidak cukup.
Baca Juga : Manfaat Durian Bagi Kesehatan, Durian Buah Paling Bergizi Di Dunia
Zat gizi yang memang berasal dari sumber aslinya tetap harus diberikan kepada anak karena tak ada satu makanan pun yang memiliki susuna gizi lengkap sehingga satu sama lain harus saling melengkapi.
Source | : | Tabloid nakita 474 |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar