GridHEALTH.id - Pemeriksaan pada bayi baru lahir akan dilakukan oleh seorang dokter spesialis anak bidang perinatologi (bidang yang menekuni seluk beluk kesehatan bayi baru lahir sampai usia 28 hari).
Sebelum melakukan pemeriksaan fisik pada bayi, umumnya dokter akan mencari tahu tentang riwayat kesehatan kedua orangtua, riwayat ibu selama kehamilan dan riwayat persalinan yang baru saja dilakukan.
Baca Juga : Keponakan Kareena Kapoor Curi Perhatian, 6 Makanan Ini Kunci Utama Bayi Bermata Indah
Setelah itu barulah dilakukan pengamatan pada bayi, yang tak hanya pada kelengkapan anggota tubuhnya saja, tapi juga keaktifan, suara tangisan dan kondisi kulit, termasuk mengukur berat badan, panjang dan lingkar kepala bayi.
Semua pemeriksaan ini dikenal dengan nama tes APGAR (Appearance, Pulse, Grimace, Activity, and Respiration) atau pemeriksaan warna kulit, denyut jantung, reaksi terhadap rangsangan, tonus otot dan pernapasan.
Tujuannya untuk mengetahui baik atau buruknya fungsi alat-alat tubuh si bayi.
Tes dilakukan sebanyak dua kali yaitu pada menit ke-1, ke-5 dan ke-10.
Penilaian dapat dilakukan lebih sering jika ada nilai yang rendah dan perlu tindakan resusitasi.
Bila nilainya di atas 7 berarti kondisi bayi sudah sangat baik. Namun, jika nilainya di bawah 7, dokter perlu melakukan tindakan khusus sesuai dengan gangguan yang dialami bayi.
Baca Juga : Bayi Tersedak dan Muntah, Orangtua Harus Ketahui dan Lakukan Ini
Setiap rumah sakit memiliki kebijakan berbeda-beda dalam soal pemeriksaan pada bayi baru lahir, ujar dr. Engkie A. Djauharie, SpA., dari RSAB Harapan Kita, Jakarta.
Inilah rangkaian pemeriksaan pada bayi baru lahir yang biasa dilakukan:
1. Pemeriksaan wilayah kepala (mata, hidung, telinga, mulut)
Pengamatan di wilayah kepala umumnya untuk mengetahui akan adanya pembengkakan atau perdarahan.
Meski begitu ada pembengkakan dan perdarahan yang tergolong tidak berbahaya.
Seperti kaput suksedanum (pembengkakan akibat proses persalinan yang sulit) atau perdarahan di kulit kepala--karena pecahnya pembuluh darah saat janin harus melalui jalan lahir yang sempit, tindakan forsep atau vakum--- umumnya tak perlu dikhawatirkan sebab akan hilang dalam beberapa hari.
Walaupun demikian orangtua tetap harus waspada bila timbul penurunan kesadaran atau kejang pada bayi. Bila demikian, segera bawa bayi ke dokter atau rumah sakit.
Pada telinga bayi, akan dilihat apakah bentuknya normal (memiliki daun telinga, simetris atau tidak).
Khusus untuk hidung diperiksa lubang hidungnya. Sedangkan untuk mulut yang dicermati adalah celah pada langitlangit mulutnya.
Baca Juga : Bertemu Tya Ariestya, Syahnaz Sadiqah Belajar 12 Tahapan Proses Bayi Tabung
Ada bayi yang sudah memiliki gigi semenjak lahir (gigi neonatus), sebagian dokter akan mendiamkan namun ada beberapa yang segera mencabutnya.
Dokter juga akan memeriksa air liur pada bayi. Bayi yang ngeces terusmenerus, kemungkinan menderita atresia osefagus.
Yakni, pipa pada mulut bayi tidak menyambung dengan pipa pada tenggorokan sehingga air liur tidak bisa turun.
Langkah berikutnya adalah mengecek mata; dari gerakan mata, posisi kornea, juling atau tidak, lensanya berkatarak atau tidak, dan lain-lain.
Kelopak mata pada beberapa bayi baru lahir tampak membengkak. Ini wajar saja seperti halnya bercak darah pada bagian putih mata.
Warna merah itu berasal dari pembuluh darah pada mata yang pecah ketika pelaksanaan persalinan.
Sekali lagi, ini tidak membahayakan dan akan menghilang dengan sendirinya.
Baca Juga : Bayi Cegukan dan Batuk, Hal ini yang Baiknya Orangtua Lakukan
Bila tidak menghilang dalam beberapa hari perlu pemeriksaan oleh dokter.
2. Pemeriksaan wilayah leher
Akibat proses persalinan yang sulit ada bayi yang spontan mengalami patah pada tulang selangka (clavicula).
Patahnya tulang yang terletak di bawah leher ini, ada yang spontan namun ada juga yang sengaja dipatahkan oleh dokter---umumnya pada bayi berukuran besar---untuk memudahkan persalinan.
Kelak, tulang ini akan menyambung kembali alias normal seperti sedia kala.
Contoh bentuk leher yang tidak nomal adalah webbed neck (kulit di belakang leher menggelambir, seperti selaput).
Beberapa bayi dengan webbed neck mengalami kelainan kromosom.
3. Pemeriksaan wilayah dada
Apakah bentuk dada bayi simetris atau tidak? Bagaimana dengan jumlah denyut jantung dan tarikan napasnya? Tarikan napas bayi yang normal per menit adalah 40-60 kali dan detak jantungnya 120–160 per menit.
Kalaupun detak jantungnya tampak lebih cepat, itu masih tergolong normal.
Baca Juga : Fact or Fake? 5 Cara Prediksi Jenis Kelamin Bayi Dengan Mudah
Juga tak perlu khawatir bila ada bising jantung, karena bising jantung tidak selalu mengindikasika adanya kelainan jantung.
Perlu evaluasi beberapa hari untuk menentukan apakah itu kelainan atau bukan.
Bunyi jantung yang tidak normal pada bayi baru lahir belum tentu mengindikasikan bahwa bayi mempunyai kelainan jantung, demikian pula sebaliknya.
4. Pemeriksaan wilayah perut (abdomen)
Umumnya yang diamati pada bagian abdomen adalah tali pusat. Apakah terjadi perdarahan atau tidak.
Untuk pengikatan tali pusat ada 2 cara yakni diklem atau diikat dengan sejenis benang (tali umbilika).
Baca Juga : Jalani 2 Kali Operasi Disaat yang Sama, Tak Terdeteksi Hamil Anak Kembar
Kedua teknik tersebut memiliki plus minus. Risiko pada penggunaan klem adalah kemungkinan ada bagian yang tidak terklem sehingga menyebabkan adanya rembesan darah.
Demikian pula dengan tali. Meski merasa telah kuat mengikat, kemungkinan ada bagian yang longgar dan menyebabkan terjadinya perdarahan.
Bagian anus juga akan dicermati dengan memasukkan termometer ke dalam lubang anus untuk mengecek kedalamannya.
Pada bayi pria, ukuran penisnya akan dilihat, begitu juga lubang pada bagian ujung penis serta testisnya lengkap dan sudah turun atau belum. Sementara untuk bayi wanita, pemeriksaan lebih pada adanya lendir atau darah di vagina atau tidak.
Kalaupun ditemukan keduanya, (bahkan darah yang keluar kemungkinan seperti darah haid) hal ini umumnya normal karena pengaruh dari hormon ibu.
Baca Juga : Kecanduan Smartphone, Anak 4 Tahun Harus Operasi Mata, Alami Kelainan 'Mata Malas'
Kondisi ini bisa berlangsung selama beberapa hari, tapi lambat laun akan hilang.
5. Pemeriksaan anggota tubuh
Dokter akan memerhatikan kelengkapan jari tangan bayi dan apakah ada kelainan, seperti jari yang saling menempel.
Tungkai bawah dan telapak kaki juga tidak akan dilewatkan. Apakah telapak kaki bayi bengkok atau tidak?
Apakah telapak kakinya saling berhadapan atau tidak.
Telapak kaki yang bengkok atau saling berhadapan sangat mungkin disebabkan proses persalinan. Jadi, jangan terlalu khawatir.
Baca Juga : Keponakan Kareena Kapoor Curi Perhatian, 6 Makanan Ini Kunci Utama Bayi Bermata Indah
Kalau demikian kaki bayi bisa diusap atau dipijat ke arah luar sampai beberapa hari. Bila tidak ada perubahan bayi bisa dibawa ke dokter spesialis bedah tulang.
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar