GridHEALTH.id - Punya sudut-sudut halaman rumah yang masih kosong? Jangan sia-siakan karena bisa diberdayakan untuk apotek hidup keluarga.
Jahe, jeruk nipis, kunyit, lengkuas, bawang putih, dan sejenisnya merupakan sedikit di antara sekitar 7.000-an tanaman obat yang ada di Indonesia.
Tepatnya, pengobatan alami atau yang lebih dikenal pengobatan herbal yang bisa dimanfaatkan secara langsung tanpa campuran zat-zat kimia.
Baca Juga : Sering Mengalami Nyeri Payudara Setelah Menstruasi? Bisa Jadi Ini yang Terjadi
Dengan demikian, efek samping yang terkandung pada obat-obatan kimiawi bisa dihindarkan.
Menurut Heri Saifudin, dari Lembaga Penggerak Pertanian Perkotaan, Depok, Jabar, dari sekitar 7.000-an jenis tanaman obat di Indonesia yang sudah teridentifikasi, baru sebanyak 20% yang dimanfaatkan secara efektif.
Berikut beberapa tanaman obat yang dapat ditanam di pekarangan rumah.
* Jahe: mengatasi masuk angin, sakit kepala, batuk, nyeri pinggang, terkilir, panu, cacing gelang, panu, dan sebagainya.
* Lidah buaya: untuk mengatasi cacingan, susah buang air kecil, wasir, sembelit, bisul, luka bakar, jerawat, dan batuk. Selain bisa digunakan sebagai penyubur rambut, manisan, maupun koktail.
Baca Juga : Empat Cara Alami Singkirkan Bau Badan Meski Berkeringat
* Mahkota dewa: bisa dimanfaatkan untuk mengatasi kanker, alergi, diabetes, penyakit kulit, gatal-gatal, dan eksim.
* Bawang putih: untuk mengatasi cacingan, hipertensi, sakit kepala, flu, disentri, batuk rejan, bronkitis, borok, ataupun luka akibat benda berkarat.
* Kunyit: untuk mengatasi inflamasi dan berfungsi sebagai antioksidan.
* Lengkuas: bisa dimanfaatkan untuk membangkitkan selera makan dengan cara direbus bersama buah mengkudu, kencur, bubuk ketumbar, bawang putih, asam jawa dan bahannya lainnya. Selain itu lengkuas dapat digunakan untuk meredam sakit rematik dan sakit kulit.
* Kencur: bisa dimanfaatkan untuk menyembuhkan flu pada bayi, masuk angin dan batuk, serta menghilangkan rasa lelah.
* Sirih: bisa dimanfaatkan untuk untuk menghilangkan gatal-gatal pada kulit, mengatasi pendarahan gusi dan mimisan serta menyembuhkan sariawan.
Baca Juga : Nita Thalia Alami Bell's palsy, Kelumpuhan Wajah Pasca Oplas 1 Miliar
* Jambu biji: bisa dimanfaatkan untuk untuk menyembuhkan gangguan pencernaan, mengatasi mag dan diabetes.
Tanaman obat itu semua mudah ditanam di pekarangan rumah, juga di pot.
Berikut agar tanaman bisa tumbuh maksimal sementara lingkungan rumah pun terlihat lebih asri, seperti dipaparkan Heri:
1. Perhatikan syarat tumbuh masing-masing tanaman.
Tanaman tertentu seperti jahe, kunyit, dan lengkuas, contohnya, harus cukup bermandi cahaya matahari, sehingga kita harus menempatkannya di tempat terbuka.
Perhatikan pula kebutuhan air masing-masing tanaman, karena ada yang harus disiram setiap hari, ada pula yang tidak.
Kunyit, misalnya, tidak tahan air. Menyiramnya setiap hari hanya akan membuatnya busuk.
2. Angka kebutuhan keluarga.
Perhatikan pula kebutuhan keluarga terhadap obat alami. Tinggi atau rendahnya kebutuhan ini biasanya terkait dengan penyakit yang paling sering dialami seluruh anggota keluarga, seperti batuk-pilek, flu, demam, sakit perut, dan sebagainya.
Tanaman obat itulah yang perlu diprioritaskan untuk ditanam.
3. Ketersediaan media organik.
Media yang digunakan untuk menanam haruslah media organik.
Artinya, pupuk yang digunakan bukanlah pupuk yang mengandung zat-zat kimia, seperti pupuk urea dan sebagainya.
Gunakan pupuk kompos yang kita buat dengan memanfaatkan sampah organik dan sisa-sisa makanan.
4 .Jangan abaikan estetika.
Menanam tanaman obat sebaiknya tidak dilakukan sembarangan.
Baca Juga : Aura Kasih Buka Suara Hamil 4 Bulan, Hindari Stres Dari Omongan Orang
Perhatikan juga segi estetikanya. Atur tanaman sedemikian rupa sehingga terlihat indah, sementara seluruh anggota keluarga pun bisa hidup lebih nyaman.
5. Pelihara dengan baik.
Supaya tanaman obat tumbuh dengan baik, maka kita harus memeliharanya.
Misalnya, membersihkan daun-daun yang sudah kering, menyiram sesuai kebutuhan, memberi pupuk ataupun mengganti media tanam saat memanennya.(*)
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar