GridHEALTH.id - Ibunda dari aktris senior Marini Zumarnis, Fatmawati, dikabarkan meninggal dunia pada Jumat (8/2/2019) pagi tadi di RSPAD Gatot Subroto pukul 08.45 WIB.
Kabar duka ini diinformasikan oleh seorang sahabat yang juga seorang aktris senior, Lulu Zakaria pada linimasa instagramnya.
Baca Juga : Viral, Pria Asal Minahasa Meninggal Akibat Konsumsi Durian & Kopi Bersamaan Sebelum Berhubungan Intim
Lulu pun memohon doa untuk mediang ibunda Marini serta keluarga.
Namun sayangnya belum ada informasi spesifik tentang penyebab meninggalnya Fatmawati.
Beberapa waktu yang lalu, Marini sempat membagikan potret sang ibu dan mengabarkan Fatmawati menderita stroke.
"Selamat Hari Ibu, Untuk semua wanita wanita hebat di Dunia ini.., Fhoto ibuku ini, photo ketika beliau masih Sehat...., kini Ibuku Sakit Stroke," ungkapnya pada Desember 2018 lalu.
Stroke merupakan pembunuh nomor 1 di Indonesia, lebih dari 15% kematian di tanah air diakibatkan oleh stroke.
Melansir kompas.com, perkembangan jumlah penderita stroke juga semakin meningkat dari tahun ke tahun.
Gaya hidup tak sehat seperti mengonsumsi makanan berlemak jahat merupakan salah satu faktor pemicu terjadinya kerusakan pembuluh darah yang bisa memicu serangan stroke.
Lihat postingan ini di Instagram
Ada beberapa jenis makanan yang harus diwaspadai dan batasi konsumsinya seminim mungkin. Berikut adalah penjelasannya seperti dikutip dari Caring.com via Kompas.com:
#1. Kerupuk, keripik dan gorengan
Muffin, donat, keripik, crackers, atau makanan dipanggang yang tinggi kandungan lemak trans, menggunakan minyak terhidrogen dalam pembuatannya. Konsumsi makanan ini harus dibatasi.
Lemak trans memiliki sifat yang berbahaya karena mampu memblok atau menyumbat saluran pembuluh darah, meningkatkan konsentrasi lipid (lemak) dan kolesterol jahat dalam darah dan menurunkan kolesterol baik.
Sebuah riset di University of North Carolina Amerika Serikat menemukan, wanita yang mengasup 7 gram lemak trans setiap hari (dua porsi donat atau setengah porsi kentang goreng) memiliki risiko terserang stroke 30% lebih tinggi ketimbang wanita yang mengonsumsi hanya 1 gram lemak trans per hari.
#2. Daging olahan dan daging panggang
Daging olahan dan daging panggang merupakan kontributor jahat untuk faktor risiko pencetus stroke.
Daging olahan umumnya memiliki kandungan natrium yang tinggi dan bahan pengawet.
Para ahli berkesimpulan, natrium nitrat dan nitrit secara langsung dapat merusak pembuluh darah, menyebabkan arteri mengeras dan menyempit.
Banyak penelitian telah menghubungkan antara konsumsi daging olahan dengan penyakit arteri koroner (CAD).
Sebuah riset meta-analisis dalam jurnal Circulation memperkirakan bahwa terjadi kenaikan sebesar 42% terkait risiko penyakit jantung koroner bagi mereka yang makan satu porsi daging olahan per hari.
#3. Konsumsi soda
Keputusan mengganti minuman bergula dengan diet soda tampaknya seperti solusi cerdas untuk menurunkan berat badan dan mempromosikan kesehatan jantung.
Tetapi pada kenyataannya, konsumsi soda dapat memicu datangnya stroke.
Baca Juga : Satu Sendok Madu Setiap Bangun Tidur Katanya Sehat, Fact or Fake?
Mereka yang mengonsumsi minuman bersoda setiap hari memiliki risiko menderita stroke sebesar 48%.
Sebuah riset di Columbia University melibatkan 2.500 orang usia 40 tahun atau lebih tua dan menemukan bahwa peminum soda harian memiliki 60% lebih tinggi terserang stroke, mengalami serangan jantung, dan penyakit arteri koroner dibandingkan mereka yang tidak konsumsi soda.
#4. Daging merah
Para ahli menyimpulkan bahwa wanita yang mengonsumsi daging merah dalam porsi besar setiap hari memiliki peluang lebih tinggi terkena stroke sebesar 42%.
Temuan ini berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan selama kurang lebih 10 tahun terhadap 35.000 para peserta yang semuanya adalah wanita.
Para peneliti telah lama mengetahui bahwa lemak jenuh dalam daging merah meningkatkan risiko stroke dan penyakit jantung, dengan cara menyumbat arteri lewat penumpukan plak protein secara bertahap.
Peneliti mengimbau untuk mengganti konsumsi daging merah dengan ikan. Juga, memilih sumber protein lain seperti kacang, tumbuhan polong, tahu, dan susu tanpa lemak.
# 5. Makanan kaleng dan fast food
Para ahli nutrisi menilai, sejumlah makanan kaleng yang didalamnya mengandung kadar sodium dan garam (natrium) kelewat tinggi tidak disarankan untuk sering dikonsumsi.
Pasalnya, garam atau sodium secara langsung dapat memengaruhi risiko terkena stroke.
Asosiasi Jantung dan Stroke Amerika Serikat merekomendasikan, asupan sodium tidak boleh lebih dari 1.500 mg setiap hari.
Baca Juga : Sering Mengalami Nyeri Payudara Setelah Menstruasi? Bisa Jadi Ini yang Terjadi
Sebuah riset teranyar menyebutkan, orang yang mengonsumsi lebih dari 4.000 mg sodium sehari, berisiko dua kali lipat terkena stroke ketimbang mereka yang mengasup 2.000 mg atau kurang.
Oleh karena itu, para ahli mengajurkan untuk selalu membaca label makanan dengan hati-hati.
Baca Juga : Rahasia Langsing Zee Zee Shahab, Makan Banyak Tapi Tetap Langsing
Selain itu, jangan pula terpaku untuk mewaspadai makanan yang rasanya asin saja.
Anda juga harus meneliti makanan dengan label yang mengandung sodium dalam bentuk lain seperti baking soda, baking powder, MSG (monosodium glutamate), disodium phosphate, sodium alginate.(*)
Source | : | Kompas.com,Nakita.ID |
Penulis | : | Rosiana Chozanah |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar