Sistem saraf akan menstimulasi kelenjar adrenalin yang memicu produksi catecholamine yang berguna menyiagakan tubuh untuk mengambil tindakan.
Akan tetapi, produksi hormon di saat tubuh tidak membutuhkannya akan membawa sejumlah masalah lain, seperti sesak napas dan badan linu (akibat produksi kortisol berlebih), jantung berdebar kencang (akibat produksi kortisol dan adrenalin), dan penumpukan lemak dalam tubuh.
Baca Juga : Sering Mengalami Nyeri Payudara Setelah Menstruasi? Ini Penyebabnya!
Jika saat patah hati, wanita merasa nafsu makan sangat jauh berkurang, ini adalah akibat dari produksi kortisol dalam tubuh yang meningkat.
Kortisol yang diproduksi saat stres akan menghambat aliran darah masuk ke dalam saluran pencernaan.
Akibatnya, produksi asam lambung pun meningkat dan memberikan rasa tidak nyaman dalam perut.
Makanan yang masuk ke dalam tubuh pun terasa hambar dan tidak menggugah selera, membuat makin ogah makan.
Dan menurut sebuah studi tahun 1994, stres bahkan dapat mempengaruhi distribusi lemak, karena kortisol mempromosikan pengendapan lemak terutama di daerah perut.
Tak ingin membuatnya semakin terpuruk dan terlalu patah hati, Grande memutusan untuk membuat lagu dengan menyebutkan deretan nama mantan kekasihnya di lagu Thank U, Next tersebut.
Baca Juga : Memilih Pembalut yang Tepat, Salah Satunya Tidak Mengandung Bahan Berbahaya
Dilansir dari laman Mayo Clinic, saat terancam dan patah hati, otomatis kita akan melakukan berbagai macam cara demi bertahan hidup.
Respon fight or flight merujuk pada reaksi fisiologis yang timbul akibat suatu pemicu stres, baik secara mental maupun fisik.
Pada masalah ini, Ariana Grande memilih untuk fight atau bertahan dengan membuat lagu yang ternyata dapat tembus 100 juta stream per 11 hari.(*)
Source | : | Mayo Clinic,ncbi.nlm.nih.gov,Variety |
Penulis | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar