GridHEALTH.id - Ariana Grande, penyanyi solo asal Amerika Serikat ini dikabarkan batal tampil di ajang penghargaan bergengsi dunia permusikan, Grammy Awards 2019.
Dilansir dari laman Variety, Ariana tidak boleh tampil di panggung Grammy Awards, padahal lagu-lagunya tembus hingga 100 juta stream dalam 11 hari.
Ariana Grande tak boleh membawakan lagu berjudul 7 Rings yang baru-baru ini rilis dalam album Thank U, Next.
Hal ini membuat Grande merasa terhina yang memberikan beberapa kicauan di akun media sosial pribadinya jika dia overthinking dan terlalu terobsesi.
Lagu-lagu pada album terbarunya ini memang menceritakan pengalaman pribadinya dengan para mantan kekasihnya.
Baca Juga : Alami Benjamin Button Disease, Bayi Ini Bikin Geger Ruang Operasi Pasca Kelahirannya
Dikabarkan Grande sangat patah hati karena rencana pernikahannya dengan Pete Davinson kandas padahal sebelumnya diketahui bahwa Ariana Grande dan Pete sudah bertunangan, bahkan Grande sempat terlihat beberapa kali menggunaan cincin tunangan yang diberikan Pete.
Tak hanya Grande yang merasa kecewa, hal ini juga membuat netizen merasakan hal yang sama dengannya.
Menurut American Heart Association menjelaskan bahwa ketika di bawah stres berat (seperti saat patah hati), terkadang sebagian jantung akan membesar sementara dan tidak dapat memompa darah dengan baik.
Baca Juga : Tidur Sehat Matikan Lampu, Memang Ada Manfaatnya Bagi Kesehatan?
Sementara fungsi bagian jantung lainnya bekerja dengan sangat baik, bahkan bisa berkontraksi dengan sangat kuat.
Kondisi ini bisa menyebabkan gagal otot jantung jangka pendek yang parah, kondisi ini disebut sebagai kardiomiopati induksi stres, namun labih sering disebut sebagai “sindrom patah hati”.
Kabar baiknya, sindrom patah hati termasuk kondisi medis yang sangat jarang, tapi mudah untuk diobati.
Sebuah studi di jepang tahun 2014 memperkirakan hanya ada sebesar 2% kasus sindrom patah hati di dunia yang diikuti oleh masalah koroner akut.
Baca Juga : Pamer Ketiak, Artis ini Malah Banjir Pujian, Ini Manfaat Bulu Ketiak
Namun, studi yang sama menemukan ahwa sindrom patah hati lebih cenderung memengaruhi wanita, dengan laporan kasus mencapai 80 persen hingga saat penelitian dilakukan.
Sebagai respon stres, sistem saraf simpatetik dalam otak akan diaktifkan akibat pelepasan sejumlah hormon secara tiba-tiba.
Sistem saraf akan menstimulasi kelenjar adrenalin yang memicu produksi catecholamine yang berguna menyiagakan tubuh untuk mengambil tindakan.
Akan tetapi, produksi hormon di saat tubuh tidak membutuhkannya akan membawa sejumlah masalah lain, seperti sesak napas dan badan linu (akibat produksi kortisol berlebih), jantung berdebar kencang (akibat produksi kortisol dan adrenalin), dan penumpukan lemak dalam tubuh.
Baca Juga : Sering Mengalami Nyeri Payudara Setelah Menstruasi? Ini Penyebabnya!
Jika saat patah hati, wanita merasa nafsu makan sangat jauh berkurang, ini adalah akibat dari produksi kortisol dalam tubuh yang meningkat.
Kortisol yang diproduksi saat stres akan menghambat aliran darah masuk ke dalam saluran pencernaan.
Akibatnya, produksi asam lambung pun meningkat dan memberikan rasa tidak nyaman dalam perut.
Makanan yang masuk ke dalam tubuh pun terasa hambar dan tidak menggugah selera, membuat makin ogah makan.
Dan menurut sebuah studi tahun 1994, stres bahkan dapat mempengaruhi distribusi lemak, karena kortisol mempromosikan pengendapan lemak terutama di daerah perut.
Tak ingin membuatnya semakin terpuruk dan terlalu patah hati, Grande memutusan untuk membuat lagu dengan menyebutkan deretan nama mantan kekasihnya di lagu Thank U, Next tersebut.
Baca Juga : Memilih Pembalut yang Tepat, Salah Satunya Tidak Mengandung Bahan Berbahaya
Dilansir dari laman Mayo Clinic, saat terancam dan patah hati, otomatis kita akan melakukan berbagai macam cara demi bertahan hidup.
Respon fight or flight merujuk pada reaksi fisiologis yang timbul akibat suatu pemicu stres, baik secara mental maupun fisik.
Pada masalah ini, Ariana Grande memilih untuk fight atau bertahan dengan membuat lagu yang ternyata dapat tembus 100 juta stream per 11 hari.(*)
Source | : | Mayo Clinic,ncbi.nlm.nih.gov,Variety |
Penulis | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar