- Anemia, yaitu sel darah merah tidak cukup untuk membawa oksigen ke seluruh jaringan tubuh.
- Rahim rusak, ketika bayi menerobos dinding rahim ke dalam rongga perut.
- Cedera pada kandung kemih dan uretra.
- Melemahnya otot dan ligamen yang menyebabkan organ panggul bergeser dari tempatnya.
- Pendarahan dan infeksi di bagian area kewanitaan hingga rahim.
Baca Juga : Jelang Valentine, 9 Kegiatan Romantis dengan Pasangan yang Pastinya Menyehatkan
"Kemudian dia menarik forsep yang ada di sekitar kepala janin, mengangkat saya dari tempat tidur dengan forsep di sekitar kepala janin, dan menggelengkannya dengan kuat sampai bayi dilahirkan pada pukul 2:56 pagi,", kata Stirnweiss.
Bayi yang bernama Matthew Jacob, lemas, kulitnya kebiruan, bahkan tidak pernah menangis setelah kelahirannya.
Matthew sempat menunggu selama 7 hari untuk dipasangi alat medis agar organ tubuhnya berfungsi.
Kemungkinan yang terjadi pada bayi yang lahir dengan persalinan forsep, risikonya adalah:
- Kejang.
- Luka ringan di wajah.
- Retak pada tulang tengkorak.
- Perdarahan dalam tengkorak.
- Cedera pada bagian luar.
- Kelemahan sementara pada otot-otot wajah.
Baca Juga : Genap Berusia 22 Tahun, Rose BLACKPINK Masih Mempertahankan Bentuk Tubuhnya
Namun sayang pada hari ke-7 bayi tak berdosa ini dinyatakan meninggal dunia akibat penanganan yang salah ini.
Meski kenyataan pahit yang harus mereka terima, Megan masih bersyukur bayinya masih bisa berarti untuk orang lain yang membutuhkan donor paru-paru. (*)
Source | : | Mayo Clinic,ny post |
Penulis | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar