Selanjutnya dokter akan melakukan analisis untuk mencari penyebab BO.
Apakah karena kelainan kromosom, kualitas sperma atau sel telur yang buruk, rendahnya kadar hormon beta HCG, embrio mengandung cacat berat sehingga gagal tumbuh, infeksi bakteri streptokokus, infeksi virus rubela dan toksoplasma.
Lewat analisis inilah akan diketahui penyebab mengapa janin gagal tumbuh.
Pengobatan selanjutnya berdasarkan penyebab. Namun jika disebabkan kelainan kromosom, tak banyak yang dapat dilakukan karena sudah merupakan kelainan bawaan.
Mengenai kurat sendiri, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan usai dilakukan kuretase, yaitu:
*Ibu harus tetap mendapat pengawasan, terutama memonitor adanya penyulit seperti kadar hormon HCG (Hormon Chorionic Gonadotrophin) secara berkala, yaitu 2 minggu dalam 3 bulan pertama, sebulan sekali pada 3 bulan berikutnya, 2 bulan sekali untuk 6 bulan berikutnya.
Tiga tahun berikutnya, pemeriksaan ini dilakukan setiap 6 bulan sekali.
*Mencegah penyebaran sel trofoblas dengan cara pemberian obat sitostatik, yaitu obat penghenti pertumbuhan sel. Perlu diketahui, sel trofoblas dapat menyebar melalui darah.
Jika tak terkendali bisa merusak fungsi sel-sel lain di sekitarnya, seperti paru-paru, vagina, sumsum tulang belakang, serta hati.
Baca Juga : Diet Jahe, Cara Mudah untuk Turunkan 2-4 Kilogram dalam Seminggu
*Ibu harus melakukan pemeriksaan darah setiap minggu dan rontgen setiap 4-6 minggu.
*Ibu sebaiknya menunda dahulu kehamilan berikutnya dengan menggunakan alat kontrasepsi karet KB (kondom).
Pasalnya, ada kemungkinan ibu akan mengalami hamil anggur kembali pada kehamilan berikutnya.
Umumnya terjadi pada ibu hamil di bawah 20 tahun, di atas 34 tahun, serta mempunyai banyak anak (lebih dari 3 orang). (*)
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar