GridHEALTH.id - Banyak ibu penderita sakit jantung takut untuk hamil. Ketakutan ini beralasan, mengingat penyakit jantung tak bisa dianggap main-main. Angka kejadian penyakit jantung pada kehamilan adalah 0,4-4,1%.
Baca Juga : Sakit Gigi Saat Hamil Bisa Sebabkan Bayi Lahir Prematur dan Cacat
Memang dalam kondisi tak hamil saja kerja jantung sudah berat, apalagi ditambah dengan keberadaan janin, risiko terjadinya kegawatan pun semakin meningkat.
Mulai usia kehamilan 16 minggu, peredaran darah semakin meningkat. Setiap hari jantung memompa sekitar 200 galon darah, dari jantung ke seluruh organ tubuh melalui sirkulasi darah.
Volume ini akan terus meningkat hingga usia kehamilan 32-34 minggu karena pertumbuhan janin semakin membesar.
Baca Juga : Benarkah Tanda Hamil Muda Selalu Diawali dengan Sakit Meriang?
“Peningkatan ini perlu ditanggapi lebih serius karena kerja jantung tentu akan lebih berat. Apalagi di usia kehamilan 32-34 minggu, cairan tubuh ikut meningkat,” papar dr. Oni Khonsa, Sp.OG., dari SMF Kebidanan dan Kandungan RS Persahabatan Jakarta Timur.
Tetapi jangan patah arang dulu, papar Oni, karena ibu dengan gangguan jantung tetap boleh hamil, asalkan gangguan jantungnya masuk kategori kelas 1 dan 2.
Berikut 4 Kelas Gangguan Jantung, seperti di paparkan Oni;
Baca Juga : Resmi Menikah dengan Reino Barack, Syahrini Perlu Persiapkan Ini Jika Hamil di Usia Lebih dari 35 Tahun
Baca Juga : 5000 Bayi di Indonesia Berisiko Alami Tuli Kongenital Atau Tuli Sedari Lahir, Bagaimana Mencegahnya?
Kelas Satu
Dikategorikan ringan. Tak merasakan gangguan jantung yang berarti, juga tidak mengalami jantung berdebar, sesak napas, atau nyeri dada.
Dapat beraktivitas fisik dengan baik dan tidak mudah lelah. Biasanya, tidak menimbulkan masalah berarti saat hamil.
Kelas Dua
Dikategorikan sedang. Mengalami batasan dalam melakukan aktivitas fisik. Aktivitas fisik biasa mungkin tidak menimbulkan gangguan seperti makan, mandi, dan lainnya.
Namun bila beraktivitas lebih, dapat menimbulkan sesak napas, jantung berdebar, kelelahan, dan lainnya.
Baca Juga : Gangguan Penglihatan Rentan Pada Ibu Hamil, Aneka Perubahan Ini Biang Keladinya
Di kategori ini, masih boleh hamil tetapi harus lebih ekstra memerhatikan kondisi jantungnya.
Kelas Tiga
Dikategorikan berat. Mengalami keterbatasan yang nyata dalam menjalani aktivitas fisik.
Saat melakukan aktivitas fisik biasa yang tergolong ringan pun, ibu sudah mengalami gejala sesak napas, lemas, jantung berdebar, dan nyeri dada.
Di kategori ini ibu sebaiknya mengurungkan niat untuk hamil.
Baca Juga : 5 Jenis Makanan 'Super Food' Agar Si Kecil Tidak Mudah Sakit
Kelas Empat
Dikategorikan sangat berat. Kondisi ibu sudah sangat berat dan memerlukan obat-obatan maupun oksigen untuk membantu pernapasan.
Dalam keadaan istirahat sekalipun, ibu sudah sangat kesulitan dan sesak napas. Tak heran ibu dengan gangguan jantung kelas empat DILARANG hamil.
Penting diingat, bukan berarti ibu dengan gangguan jantung kelas 3 dan 4 sama sekali tak boleh hamil, lo. Asalkan, kondisi jantungnya benar-benar sudah baik, atau status fungsionalnya menurun dari kelas 3 atau 4 ke kelas 1 atau 2.
Baca Juga : Memantau Gerak Janin, Jika Tak Bergerak Trik Mudah Ini Harus Dilakukan
Jadi, ibu harus menjalani terapi pengobatan lebih dahulu pada dokter ahli jantung. Bila perlu dilakukan tindakan koreksi dahulu sebelum hamil, semisal operasi pemasangan katup prostetik seperti pada kelainan katup jantung atau kelainan jantung bawaan lain yang masih bisa dilakukan koreksi. (*)
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar