GridHEALTH.id - Setiap wanita pasti mendambakan kulit sehat, kencang dan wangi, salah satunya dengan menggunakan sabun mandi dan serangkaian perawatan kulit.
Saat ini ada salah satu tren yang sedang marak diperbincangkan di berbagai media sosial, yaitu penggunaan bath bomb.
Baca Juga : Mandi Air Hangat Bantu Turunkan Kolesterol dan Kadar Gula Darah
Tren bath bomb ini menjadi semakin mencuat karena beberapa orang merasa senang melihat video saat bath bomb ini menyentuh permukaan air.
Bath bomb merupakan salah satu aksesoris mandi yang terbuat dari soda dan asam sehingga saat menyentuh permukaan air akan melebur dengan air tersebut.
Baca Juga : Bella Hadid Tetap Tampil di Paris Fashion Week 2019 Walau Sedang Demam Tinggi
Menurut dokter kulit Alok Vij, MD dari Cleveland Clinic, bath bom dibuat menggunakan kombinasi soda kue dan asam sitrat.
Ketika dicampur dengan air, bahan-bahan tersebut umumnya saling menetralkan, tetapi bath bomb mungkin mengandung zat lain yang berpotensi membahayakan kulit, termasuk:
Pewangi
Bath bomb mengandung pewangi yang berasal dari bahan kimia dan minyak esensial yang dapat memberikan bau wangi saat bercampur air.
Perwarna
Varian warna yang beragam pada bath bomb sudah dipastikan mengandung pewarna sintetis yang dapat mengubah air sesuai warna bath bomb.
Baca Juga : Dianggap Bikin Rematik, Inilah 7 Manfaat Mandi Air Dingin Di Pagi Hari
Pengawet
Agar bath bomb tahan lama dan tidak menyublim dipastikan ada pemberian pengawet di dalamnya.
Gliter
Bahan yang membuat bath bomb berkilau ini berasal dari bahan kimia.
Bagi sebagian orang, komposisi ini ternyata dapat membuat kulit mengalami masalah, seperti kemerahan, gatal, bahkan kulit terasa terbakar.
Tanda-tanda ini biasanya muncul pada lipatan-lipatan kulit, seperti lipatan siku, lipatan belakang lutut, dan selangkangan.
Baca Juga : Benarkah Suplemen Kolagen Dapat Mengencangkan Kulit Secara Cepat?
"Jangan tertipu oleh embel-embel bahan alami seperti witch hazel, zat yang dapat menyebabkan kekeringan, atau cocoa butter, yang dapat memicu pertumbuhan ragi," ujar Dr. Vij.
Busa dari bath bomb dapat memengaruhi keseimbangan pH tubuh, terutama area organ intim kewanitaan sehingga dapat menyebabkan iritasi jamur.
Apalagi bagi orang yang memiliki riwayat penyakit kulit seperti dermatitis atau eksim, penggunaan pewangi dan pewarna dalam bath bomb dapat memperparah keadaan.
Dr. Vij memberi saran bagi yang ingin berendam di bak mandi menggunakan bath bomb, sebaiknya hanya dilakukan selama 10 menit saja, kemudian harus membilasnya dengan air mengalir hingga bersih. (*)
Source | : | Cleveland Clinic |
Penulis | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar