"Beberapa dari kita akan mengalami penurunan drastis dalam jumlah enzim ini, sering kali terjadi sekitar pada usia 5 tahun," jelas dokter Chung seperti dikutip dari Nextshark.
Baca Juga : Pantas Disiplin, Ternyata Anak-anak Jepang Tak Boleh Masuk Sekolah Kalau Belum Kuasai Hal Ini
"Pengurangan ini dikenal sebagai non-persistensi laktase. Jika laktosa tidak berkurang untuk penyerapan, ia tetap berada di usus, menarik air dari seluruh tubuh dan dikonversi oleh bakteri usus kita menjadi hal-hal yang tidak menyenangkan, termasuk banyak gas hidrogen."
Faktanya, semua manusia pada awal peradaban menjadi tidak toleran laktosa setelah tahun-tahun menyapih. Manusia berevolusi terhadap sumber laktosa baru selain ASI yang tersedia melalui susu hewan.
Telah dijelaskan dari perspektif evolusi bahwa beberapa negara telah mengembangkan susunan genetik yang lebih baik untuk mentoleransi laktosa daripada yang lain hanya karena mereka mengonsumsi lebih banyak susu.
Baca Juga : Mitos dan Fakta Tentang Obat Pengencer Darah yang Perlu Dipahami
Dibandingkan dengan negara-negara yang mendapat manfaat lebih dari sinar matahari karena berada di dekat garis khatulistiwa, negara-negara Eropa Utara perlu mengonsumsi lebih banyak susu untuk mendapatkan lebih banyak kalsium karena mereka kekurangan vitamin D dari matahari.
Jadi, itu alasan kenapa orang Asia banyak yang intoleransi laktosa. (*)
Source | : | WebMD,Next Shark |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar