GridHEALTH.id - Kita tentunya sudah banyak mendengar tentang manfaat susu, khususnya susu sapi.
Baca Juga : Minum Susu Campur Merica, Memangnya Sehat? Ini Fakta Mengejutkan!
Antara lain memperkuat gigi dan tulang, juga dapat digunakan sebagai bahan-bahan perawatan wajah karena susu dipercaya dapat memperhalus kulit.
Tapi tahukah, dibandingkan dengan penduduk di belahan dunia lain, orang Asia, tentunya termasuk Indonesia, banyak yang mengalami intoleransi laktosa.
Orang yang mengalami kondisi ini memiliki kecenderungan mengalami perut kembung dan diare berair setelah menyantap produk susu.
Lalu, kenapa hal ini bisa terjadi? Menurut dokter spesialis penyakit dalam Dr. Sean Chung dari California Selatan, AS, kemampuan untuk mencerna laktosa (gula yang ditemukan dalam susu mamalia) adalah fitur yang dimiliki hampir setiap anak manusia.
Sebagian besar anak (dari semua ras) menggunakan enzim laktase di usus kecil untuk memecah molekul laktosa yang tak terhitung jumlahnya menjadi glukosa dan galaktosa, membuatnya lebih mudah diserap oleh lapisan usus.
Baca Juga : Kualitas Tidur Penting Diperhatikan, Tidur Akhir Pekan Tak Cukup Gantikan Kurang Tidur Malam
Seperti mamalia lain, persistensi laktase penting pada manusia selama masa kanak-kanak, terutama selama masa menyusui, untuk dapat mencerna susu yang diproduksi oleh ibu.
"Beberapa dari kita akan mengalami penurunan drastis dalam jumlah enzim ini, sering kali terjadi sekitar pada usia 5 tahun," jelas dokter Chung seperti dikutip dari Nextshark.
Baca Juga : Pantas Disiplin, Ternyata Anak-anak Jepang Tak Boleh Masuk Sekolah Kalau Belum Kuasai Hal Ini
"Pengurangan ini dikenal sebagai non-persistensi laktase. Jika laktosa tidak berkurang untuk penyerapan, ia tetap berada di usus, menarik air dari seluruh tubuh dan dikonversi oleh bakteri usus kita menjadi hal-hal yang tidak menyenangkan, termasuk banyak gas hidrogen."
Faktanya, semua manusia pada awal peradaban menjadi tidak toleran laktosa setelah tahun-tahun menyapih. Manusia berevolusi terhadap sumber laktosa baru selain ASI yang tersedia melalui susu hewan.
Telah dijelaskan dari perspektif evolusi bahwa beberapa negara telah mengembangkan susunan genetik yang lebih baik untuk mentoleransi laktosa daripada yang lain hanya karena mereka mengonsumsi lebih banyak susu.
Baca Juga : Mitos dan Fakta Tentang Obat Pengencer Darah yang Perlu Dipahami
Dibandingkan dengan negara-negara yang mendapat manfaat lebih dari sinar matahari karena berada di dekat garis khatulistiwa, negara-negara Eropa Utara perlu mengonsumsi lebih banyak susu untuk mendapatkan lebih banyak kalsium karena mereka kekurangan vitamin D dari matahari.
Jadi, itu alasan kenapa orang Asia banyak yang intoleransi laktosa. (*)
Source | : | WebMD,Next Shark |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar