GridHEALTH.id - Zinc (seng) adalah mineral penting yang terdapat pada
hampir setiap sel.
Riset terbaru menunjukkan seng memainkan peran kunci
dalam meningkatakan memori seseorang. Tetapi harus diingat, asupan
zinc yang berlebih justru dapat memicu serangan epilepsi.
Baca Juga : Jahe Kaya Manfaat Kesehatan, Tapi Berbahaya Bagi Orang Dengan Kondisi Berikut
Temuan yang dipublikasikan dalam Journal Neuron ini, penelitinya berkesimpulan seng berperan penting dalam membentuk komunikasi antara neuron-neuron di bagian otak besar (hippocampus), yang merupakan pusat memori dan pembelajaran.
“Kami menemukan bahwa seng penting untuk mengontrol efisiensi antara dua populasi sel saraf di hippocampus,” Kata peneliti utama Dr James McNamara, dari Duke University Medical Center, North Carolina, AS.
Sebelum lebih jauh membahas mengenai Zinc, satu hal yang musti kita pahami bersama, seng atau Zinc (Zn) termasuk dalam golongan mikro mineral.
Baca Juga : Anak Berhasil Lawan Penyakit Kanker Hati, Michael Buble Rilis Lagu Baru, Netizen Baper dan Menangis
Dari segi fisiologis, seng berperan untuk pertumbuhan dan pembelahan sel, anti oksidan, perkembangan seksual karena mempengaruhi sintesa hormon, mempertahankan funsi saraf terutama indera pengecapan yang tentunya mempengaruhi nafsu makan.
Sedangkan pada bayi, balita, atau anak, peranan terpenting seng/zinc untuk pertumbuhan dan pembelahan sel.
Karena seng/zinc berperan pada sintesis dan degradasi karbohidrat, lemak, protein, dan asam nukleat.
Sehingga pada tahap awal perkembangan janin, terutama pada proses pembentukan embrio, seng/zinc berperan sangat penting dalam jumlah yang normal dalam darah ibu (kebutuhan seng/zing 20 mg/hari).
Baca Juga : Alami Keguguran Berulang Saat Hamil, Ternyata Protein Ini Penyebabnya
Perannya seng/zinc sendiri, menstabilkan struktur membran sel dan mengaktifkan hormon pertumbuhan (Growth Hormone).
Jadi pada masa golden periode perkembangan otak (janin dan balita), jika sampai kekurangan/defisiensi seng/zing, tentu akan mempengaruhi pertumbuhan serta perkembangan jaringan otak anak. (*)
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar