GridHEALTH.id - Alat kontrasepsi intrauterine device atau IUD dinilai sangat efektif dalam mencegah kehamilan dan sangat aman.
Tidak heran jika banyak wanita yang menggunakan alat kontrasepsi ini daripada kontrasepsi yang lain.
Bahkan berdasarkan Livescience, dalam sebuah hasil polling yang dirilis oleh American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG), penggunaan IUD oleh obgyn perempuan tiga kali lebih besar dari pada masyarakat umum.
Baca Juga : KB Spiral Wanita Ini Menembus Dinding Rahim Hingga Kandung Kemih, Jarang Terjadi Tapi Risikonya Fatal!
Untuk spiral berlapis tembaga secara efektif dapat mencegah kehamilan hingga 10 tahun sejak pemasangan.
Sedangkan untuk spiral yang mengandung hormon progestin dapat mencegah kehamilan secara efektif selama 3 hingga 5 tahun, tergantung merek.
Kontrasepsi spiral hormon ini juga cocok digunakan untuk ibu menyusui, namun disarankan untuk dipasang sekitar 1,5 hingga 2 bulan sejak melahirkan, setelah ukuran rahmin kembali seperti semula.
Cara kerja spiral tembaga adalah dengan menghalangi naiknya sel sperma untuk mencapai sel telur.
Untuk spiral yang mengandung hormon akan mencegah pembuahan dalam sel telur, dengan mencegah penebalan dinding rahim sehingga sel telur yang telah dibuahi tidak bisa berkembang, melansir laman Kompas.com.
Lihat postingan ini di Instagram
Walau aman dan tahan lama hingga bertahun-tahun, ternyata IUD ini juga punya risiko fatal jika berpindah tempat atau menembus dinding rahim.
Melansir NCBI, risiko kesehatan yang bisa muncul akibat penggunaan IUD adalah perforasi rahim (KB Spiral menembus dinding rahim), kehamilan (baik intrauterin dan ektopik), dan penyakit radang panggul.
Perforasi uterus oleh IUD adalah komplikasi serius dan ini mungkin terjadi selama pemasangan atau juga saat pemakaian.
Sedangkan gejala umum dari pemakaian IUD berdasarkan laporan Medical News Today.
1. Menstruasi yang tidak teratur selama beberapa bulan.
2. Periode menstruasi yang lebih ringan atau lebih pendek atau tanpa periode sama sekali.
3. Gejala sindrom pramenstruasi (PMS), yang meliputi sakit kepala , mual, nyeri payudara, dan cacat kulit.(*)
Baca Juga : Gegara Minum Es Teh, Pria Ini Didiagnosis Derita Gagal Ginjal Padahal Tak Punya Riwayat Penyakit Ginjal
Source | : | Kompas.com,ncbi,Livescience |
Penulis | : | Rosiana Chozanah |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar