GridHEALTH.id - Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah pengguna gawai alias ponsel terbanyak. Sehatkah?
Tingginya penggunaan ponsel didukung data dari Asosiasi Pengguna Jasa Internet Indonesia (APJII) 2017 yang menyatakan jumlah pengguna internet mencapai 143 juta atau hampir 55% dari penduduk Indonesia yang berjumlah 262 juta jiwa.
Sekretaris Jenderal Asosiasi Internet of Things Indonesia, Fita Maulani mengungkapkan, 50% pengguna aktif internet menggunakan smartphone.
Baca Juga : Pria Tak Butuh Suplemen, Konsumsi & Hindari Nutrisi dalam Makanan Ini Untuk Tingkatkan Kesuburan
"Di kalangan millenial berusia 20–35 tahun yang 94,4% telah terkoneksi internet, sebanyak 98,2% menggunakan smartphone rata-rata 7 jam sehari dan bahkan 79% langsung memeriksa smartphone 1 menit setelah bangun tidur," tutur Fita, yang dilansir dari Nova.grid.id.
Tingginya penggunaan alat canggih ini lama kelamaan akan berdampak pada kesehatan, terutama rusaknya jaringan saraf tepi atau neuropati.
Saraf tepi merupakan penghubung organ tubuh dengan saraf pusat, yaitu otak dan sumsum tulang belakang dengan seluruh organ tubuh (organ dalam, mata, pendengaran, hidung, kelenjar keringat, kulit dan otot - otot).
Baca Juga : Dituduh Alat Kelaminnya Terlalu Besar Sehingga Istrinya Tewas, Faktanya Karena Epilepsi
Ketua Kelompok Studi Neurofisiologi dan Saraf Tepi PERDOSSI Pusat, Dr. Manfaluthy Hakim, Sp.S(K), menjelaskan, "Aktivitas dengan gerakan berulang dapat menjadi faktor risiko neuropati, termasuk penggunaan gawai terlalu lama."
Menurutnya, bagian tubuh yang berisiko besar terkena neuropati adalah jari tangan karena bisa mengalami kesemutan, kebas, hingga rasa nyeri.
Selain penggunaan gawai, neuropati juga bisa disebabkan oleh penyakit diabetes.
Sebuah kondisi tidak sehat yang klop.
Baca Juga : Emilia Clarke 'Mother of Dragons' Alami Aneurisma Otak, Bisa Sebabkan Pendarahan Pada Otaknya
Source | : | Mayo Clinic,Nova |
Penulis | : | Rosiana Chozanah |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar