3. Ada atau tidak semen
Semen adalah cairan yang mengantarkan sperma dari penis menuju vagina. Bila tidak ada semen maka sperma tidak terangkut (tidak ada ejakulasi). Kondisi ini biasanya disebabkan penyakit atau kecelakaan yang memengaruhi tulang belakang pria.
Baca Juga : The Trash Bag Project, Spanduk Bekas Pemilu Bakal Didaur Ulang Agar Tak Jadi Sampah Plastik
4. Kondisi hormon testosteron
Kekurangan hormon ini dapat memengaruhi kemampuan testis dalam memproduksi sel sperma.
5. Kelainan genetik
Dalam kelainan genetik yang disebut sindroma Klinefelter, seorang pria memiliki dua kromosom X dan satu kromosom Y, bukannya satu X dan satu Y. Hal ini menyebabkan pertumbuhan abnormal pada testis sehingga sedikit atau sama sekali tidak memproduksi sperma.
6. Ada atau tidak ada infeksi
Infeksi dapat memengaruhi motilitas (gerak) sperma untuk sementara. Penyakit menular seksual seperti klamidia dan gonore pun sering menyebabkan infertilitas akibat jaringan bekas luka (skar) memblokir jalannya sperma.
Baca Juga : Hari Parkinson Sedunia: Kopi, Kacang & Ikan Dapat Meningkatkan Kekuatan Otak
7. Ada atau tidak ada antibodi pembunuh sperma
Antibodi yang membunuh atau melemahkan sperma biasanya terbentuk setelah suami menjalani vasektomi. Keberadaan antibodi ini menyulitkan kemungkinan terjadinya kehamilan setelah vasektomi dicabut.
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar