Ahli bedah Kunicki mampu memperbaiki arteri yang rusak, meskipun mereka tidak dapat menghilangkan bekuan darah yang terbentuk.
Meski begitu, gumpalan darah itu diperkirakan akan larut seiring waktu tanpa menyebabkan kerusakan lebih lanjut.
Dengan kata lain, kelumpuhan Kunicki bertahan pada minggu-minggu setelah operasi saja.
Setelah satu bulan menjalani terapi fisik, Kunicki telah mendapatkan kembali beberapa gerakan di anggota badan dan jari-jarinya, meskipun dia masih menghadapi bulan rehabilitasi.
"Benar-benar tidak ada cara 'aman' untuk meretakkan leher Anda," kata Glatter.
"Sederhananya, yang terbaik adalah menghindari melakukannya sejak awal, untuk menghindari kemungkinan komplikasi," tegasnya.
Dari kisah Kunicki ini tentu kita bisa mengambil pelajarannya, bukan?(*)
Artikel ini sudah tayang di Kompas.com dengan judul, "Meretakkan Leher Hingga Berbunyi "Krek", Perempuan Inggris Lumpuh"
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Rosiana Chozanah |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar