GridHEALTH.id – Siapa sih yang tidak ingin anaknya cerdas?
Semua orangtua tentu ingin anaknya cerdas.
Untuk menjadi cerdas, seorang anak harus melalui fase yang namanya pertumbuhan otak.
Pertumbuhan otak dipengaruhi dari zat gizi yang diperoleh dari makanan.
Selain itu, besar kecilnya otak ternyata tak melulu dipengaruhi faktor gizi. Stimulasi pun memengaruhinya.
Hal ini sesuai dengan apa yang dipaparkan dokter anak dalam acara konfrensi pers beberapa waktu lalu.
Baca Juga : Studi: Ternyata Pria Lebih Sering Memeriksa Ponsel Dibanding Wanita
"Lingkungan yang buruk dan stimulasi jarang diberikan pada anak menyebabkan ukuran otak anak lebih kecil 20 - 30 persen dari anak seusianya," jelas dr Caesar, M.Sc., Sp.A pada Talkshow, "Raise Them Ready" bersama Nutrilon Royal pada Minggu (28/4/2019).
Nah, agar anak tumbuh optimal baik tgubuh dan otaknya, peran orangtua tak sebatas memastikan kesehatan anak secara fisik.
Pembentukan karakter anak pun sangat penting, selain memberikan nutrisi yang tepat.
Pembentukan karakter ini ternyata paling penting dilakukan oleh kita sebagai orangtua.
Menurut dokter Caesar, stimulasi ini paling penting diberikan oleh orang tua.
Ketika anak tak mendapatkan stimulasi interaksi mumpuni dari kita, efeknya berbahaya bagi pertumbuhannya.
Baca Juga : WHO Tetapkan Batas Waktu Anak di Bawah 5 Tahun Untuk Menatap Layar Elektronik, Ini Manfaatnya
Psikolog anak dan keluarga, Ajeng Raviando juga menerangkan hal serupa.
Agar anak memiliki karakter tangguh dan berkembang jadi anak cerdas, stimulasi penting diberikan.
Bukan sekolah, peranan orang tua yang sangat penting dalam memberikan stimulasi ini.
"Penanaman karakter sejak dini penting untuk mempersiapkan Si Kecil menghadapi perubahan dan situasi tertentu dalam kehidupan," papar Ajeng.
"Contohnya kegagalan, stres, tantangan, lingkungan baru," lanjut Ajeng.
Pemberian stimulasi pada anak tak hanya penting untuk karakternya.
Dokter Citro menambahkan, stimulasi yang orangtua berikan berperan dalam mendukung perkembangan anak untuk memastikan kematangan fungsi tubuhnya.
"Seperti motorik halus, motorik kasar, bahasa, sosial & kemandirian, fisik, kreativitas, hingga kognitif," lanjut dokter Caesar.(*)
Penulis | : | Anisa Annan |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar