Phelps mulai belajar untuk mengabaikan pikiran yang membuatnya merasa lapar.
Bahkan, dalam satu jam perasaan lapar itu hilang. Setelah dua minggu memulainya, ia mengalami patah kaki yang membuat berat badannya kembali naik.
"Itu menakutkan karena saya ingat patah kaki saya di usia dua puluhan, dan menambah berat badan setelah itu karena aktvitas fisik yang berkurang," katanya.
Baca Juga : Atlet Sepak Bola Sangat Berisiko Terkena Penyakit Jantung Hingga Sebabkan Kematian, Ini Penyebabnya
"Tapi kali ini berbeda, aku bertekad untuk mengubah kelemahan menjadi kekuatan," tambahnya.
Kemudian, ia memutuskan untuk membeli heavy bag atau sansak tinju dan berolahraga dengan alat tersebut setiap pagi meski kakinya dalam kondisi cedera.
Setelah kakinya sembuh, dia terus melakukan latihan kardio dengan intensitas tinggi di pagi hari.
Ia juga berolahraga di gym untuk melakukan olahraga angkat beban, dengan fokus pada latihan menggunakan barbell.
Semua usaha itu membuat berat badannya turun drastis dalam waktu singkat.
Selama rentang waktu satu tahun, ia berhasil menurunkan berat badan hingga 54 kilogram.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Rosiana Chozanah |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar