GridHEALTH.id - Sekarang ini banyak beredar minuman suplemen berupa bubuk protein (protein shake).
Biasanya mereka yang mengonsumsi adalah yang sedang menjalani program pembentukan badan, yang tujuannya untuk mendukung massa otot.
Baca Juga : Alami Keguguran Berulang Saat Hamil, Ternyata Protein Ini Penyebabnya
Perlu diketahui, pada umumnya susu protein bisa berasal dari whey, kedelai, dan protein kasein. Ketiga bahan tersebut mengandung asam amino esensial (BCAA) yang dibutuhkan tubuh untuk menstabilkan tekanan darah, memperlancar metabolisme tubuh, hingga membantu membuat protein lainnya.
Selain itu, susu protein tinggi juga memiliki banyak manfaat seperti penyerapan yang perlahan sehingga tubuh tidak kelaparan dan mudah diubah jadi energi. Dengan kelebihan ini banyak orang memanfaatkan susu protein sebagai pendamping dietnya
Masalahnya, tak jarang, suplemen pembentuk otot tersebut dikonsumsi berlebihan karena ingin lebih cepat mencapai target.
Segera setop kebiasaan tersebut karena penelitian terbaru mengungkap bahaya dari protein shake yang berlebihan, yakni justru meningkatkan risiko kegemukan dan kematian dini.
Baca Juga : Khusus Pelupa: Saran Ahli dari Jepang, Trik Mengingat Berbasis Menggambar
Riset dilakukan oleh peneliti dari University of Sydney's Charles Perkins Centre untuk meyelidiki dampak asam amino BCAA terhadap tubuh.
BCAA adalah kelompok tiga asam amino esensial - leusin, isoleusin dan valin - paling sering ditemukan dalam makanan seperti daging merah dan susu.
Baca Juga : Penelitian Terbaru di Jepang, Ternyata Nasi Bukan Penyebab Kegemukan
Dalam industri kebugaran, protein whey merupakan salah satu bentuk protein paling populer karena mengandung BCAA tingkat tinggi.
Riset yang telah diterbitkan dalam Journal of Nature Metabolism ini menemukan efek negatif yang tak sebanding dengan manfaatnya.
Untuk mendapatkan hasil yang akurat, peneliti menguji efek dari BCAA makanan dan asam amino esensial lainnya pada tubuh tikus.
Tikus-tikus itu dibagi menjadi beberapa kelompok, yaitu tikus yang diberi makan asupan khas BCAA seumur hidup, dalam jumlah standar dan setengah dari asupan normal atau seperlimanya.
Hasilnya, tikus yang diberi asupan BCAA dua kali lipat lebih banyak mengonsumsi makanan. Inilah yang menyebabkannya mengalami obesitas dan kematian dini.
Baca Juga : Sama-sama Penangkal UV Untuk Kulit Sehat, Ternyata Sunscreen dan Sunblock Berbeda
Menurut Dr Samantha Solon-Biet, pemimpin riset, diet tinggi protein dan rendah karbohidrat memang terbukti ampuh menurunkan berat badan.
Berikut beberapa efek samping susu protein jika dikonsumsi secara berlebihan dalam jangka waktu yang lama, di antaranya:
Baca Juga : Wow, Sering Berhubungan Intim Ternyata Bisa Keluarkan Batu Ginjal!
1. Gangguan pencernaan
Susu protein tinggi dari jenis whey adalah jenis susu yang banyak mengandung laktosa sehingga pada beberapa orang dapat memicu timbulnya alergi.
Selain itu, konsumsi susu protein ini juga bisa membuat perasaan ingin muntah cukup intens dan membuat perut kembung. Pada beberapa kasus, mereka yang mengonsumsi susu protein tinggi bisa mengalami diare.
2. Penambahan lemak berlebih
Susu protein mengandung lemak dan gula yang tinggi. Jika kelebihan kalori terjadi pada tubuh, maka tubuh akan menyimpan sisa kalori menjadi lapisan lemak dalam jumlah yang banyak.
Baca Juga : Waspadai 3 Kelompok Penderita Diabetes Berisiko yang Ingin Berpuasa
3. Mengganggu keseimbangan hormon
Beberapa pria mengonsumsi susu protein tinggi yang terbuat dari kedelai. Konsumsi yang berlebih ini akan memberikan efek buruk pada kesehatan pria khususnya masalah hormon.
Pria akan mengalami gangguan berupa naiknya kadar estrogen yang ada pada tubuh. Naiknya hormon ini bisa mengganggu kerja testosteron.
4. Menurunkan fungsi hati
Sebuah studi mengungkapkan, konsumsi protein dalam waktu singkat tanpa diimbangi dengan olahraga bisa mengganggu kinerja hati.
Protein yang berlebih bisa membuat keasaman dari darah meningkat, kondisi keasaman darah yang berlebih ini harus diturunkan dengan segera.
Baca Juga : Tidur Sehat Tanpa AC Tapi Tidak Kegerahan, Begini Caranya
5. Memengaruhi kondisi ginjal
Mengonsumsi banyak makanan dengan protein yang tinggi akan membuat ginjal mengeluarkan banyak sekali urea dalam waktu yang singkat. Kerja ginjal akan naik perlahan-lahan sehingga kemungkinan terjadi kerusakan cukup tinggi.
Dengan sejumlah efek samping di atas, maka mengonsumsilah susu protein tinggi dengan takaran yang disarankan. Selanjutnya, berhentilah mengonsumsinya jika body goal sudah didapatkan.
Baca Juga : Lengan Kiri Atas Terasa Nyeri, Waspadai Munculnya Gangguan Jantung
Bagaimanapun, keseimbangan asam amino dalam tubuh adalah hal penting. Namun meminum susu protein dalam jangka panjang bukan hal bijak untuk memenuhi kebutuhan ini.
"Cara terbaik adalah variasikan sumber protein untuk memastikan tubuh mendapatkan keseimbangan asam amino terbaik," kata ahli gizi Dr Rosilene Ribeiro.
Sarannya, lebih baik mengonsumsi protein dari berbagai sumber yang berbeda, seperti ayam, ikan, telur, kacang, lentil, dan kacang-kacangan. (*)
Source | : | doktersehat.com,prevention.com,Kompas Health |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar