Pasalnya, menurut The Society of Obstetricians and Gynaecologists of Canada (SOGC) mengatakan ketidaksteujuannya karena tren mengonsumsi organ ini dapat membahayakan kesehatan.
Dr Jocelynn Cook, kepala ilmuwan ilmiah SOGC, menambahkan bahwa saat ini tidak ada bukti kuat untuk memiliki manfaat memakan plasenta.
SOGC mengatakan bahwa dalam sebuah studi tentang komposisi nutrisi plasenta, hampir tidak ada kandungan zat besi atau mineral di dalamnya.
Namun, begitu plasenta ditangani, didehidrasi, dan dikemas ke dalam pil, tidak jelas apakah hormon tersebut ada secara biologis lagi.
Baca Juga : Kolesterol Baik (HDL) Bisa Obati Alzheimer, Ikuti 4 Tips Berikut Ini
Penuturan dari pihak Centers for Disease Control and Prevention (CDC) juga mengonfirmasi kekhawatiran tentang konsumsi plasenta pada 2017, ketika seorang wanita mentransfer virus pembunuh ke bayinya.
Source | : | Daily Mail |
Penulis | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar