GridHEALTH.id - Beberapa waktu yang lau sempat ramai perihal tren ibu mengonsumsi plasenta sebagai obat mujarab agar kadar ASI semakin meningkat.
Tren mengonsumsi plasenta ini disebut dengan placentophagy.
Bahkan tren mengonsumsi plasenta ini diikuti oleh artis papan atas, seperti Kim Kardashian dan sang kakak, Kourtney Kardashian.
Baca Juga : Bayi Setan, Bertahan Hidup Tanpa Air Ketuban dan Plasenta Robek Hingga Dilahirkan
Melansir dari Daily Mail, tak sedikit pula artis mancanegara lainnya yang mengonsumsi plasenta, seperti pemain dalam film Grey's Anatomy, Katherine Heighl, Hilary Duff, hingga Coleen Rooney.
Baca Juga : Berolahraga Selama Puasa Tidak Dilarang, Tapi Cukup yang Ringan
Tren konsumsi plasenta ini diklaim oleh para advokat memberikan efek positif bagi tubuh, diantaranya dapat meningkatkan kadar zat besi, mengingkatkan jumlah ASI dan menghilangkan risiko post partum depression.
Hal inilah yang diyakini Kim Kardashian untuk mengurangi baby blues atau rasa depresi setelah melahirkan Sain West, anak keduanya dengan Kanye West.
“Aku merasakan hasil yang luar biasa dan merasa sangat bersemangat dan tidak memiliki tanda-tanda depresi! Setiap kali aku minum pil plasenta itu, aku merasakan gelombang energi dan merasa sangat sehat dan baik," ujar Kim Kardashian.
Baca Juga : Cocok Untuk Penderita, Senam Kaki Bisa Hindari Komplikasi Diabetes
Ditengarai Kim mengonsumsi plasenta dalam bentuk pil ini akibat sang kakak, Kourtney Kardashian yang juga mengonsumsinya ketika melahirkan anaknya, Reign Aston Disick.
Bahkan secara terang-terangan, Kourtney Kardashian pernah mengunggah fotonya sedang memakan plasenta tersebut di laman akun pribadi miliknya sembari menuliskan, "Yummy...pil plasenta! Aku tak bergurau.. Aku akan merasa sedih ketika pil plasentaku habis. Mereka (pil plasenta) mengubah hidupku".
Selain dibuat dalam bentuk pil, plasenta ini dibuat menjadi produk krim wajah, seperti yang digunakan Coleen Rooney.
Namun sepertinya, tren mengonsumsi plasenta ini harus ditanggalkan.
Baca Juga : Cincau, Minuman Favorit Saat Berbuka, Ternyata Banyak Manfaatnya
Pasalnya, menurut The Society of Obstetricians and Gynaecologists of Canada (SOGC) mengatakan ketidaksteujuannya karena tren mengonsumsi organ ini dapat membahayakan kesehatan.
Dr Jocelynn Cook, kepala ilmuwan ilmiah SOGC, menambahkan bahwa saat ini tidak ada bukti kuat untuk memiliki manfaat memakan plasenta.
SOGC mengatakan bahwa dalam sebuah studi tentang komposisi nutrisi plasenta, hampir tidak ada kandungan zat besi atau mineral di dalamnya.
Namun, begitu plasenta ditangani, didehidrasi, dan dikemas ke dalam pil, tidak jelas apakah hormon tersebut ada secara biologis lagi.
Baca Juga : Kolesterol Baik (HDL) Bisa Obati Alzheimer, Ikuti 4 Tips Berikut Ini
Penuturan dari pihak Centers for Disease Control and Prevention (CDC) juga mengonfirmasi kekhawatiran tentang konsumsi plasenta pada 2017, ketika seorang wanita mentransfer virus pembunuh ke bayinya.
Streptococcus grup B merupakan infeksi bakteri yang biasa ditemukan di vagina, di mana terdapat plasenta.
Infeksi ini dinilai sebagai pembunuh satu bayi dalam seminggu di Inggris.
Infeksi streptococcus ditransfer ke bayi melalui ASI ketika ibu mengonsumsi plasenta dalam bentuk apapun itu.
Sebaiknya, disarankan bagi para wanita lainnya untuk tidak mengikuti tren mengonsumsi plasenta ini karena dapat menyebarkan bakteri jahat yang dapat membunuh sang bayi melalui ASi yang diberikan. (*)
Source | : | Daily Mail |
Penulis | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar