Pertama-tama, pewisata harus sudah berhenti makan sesampainya di bandara, sekitar 2 jam sebelum take off. Traveler juga tidak boleh makan selama di penerbangan. Meski tidak makan, tapi pewisata harus banyak minum air putih.
Setelah mendarat, pewisata harus makan secepat mungkin sesuai dengan waktu makan di daerah yang pewisata kunjungi. Misalnya sampai pagi hari, maka di pagi itu juga pewisata harus sarapan.
Setelah berpuasa, usahakan mengonsumsi makanan yang mengandung protein dan karbohidrat tinggi. Kandungan karbo dan protein tinggi tersebut akan membantu tubuh pewisata tetap 'terbangun' sesuai dengan waktu yang tepat.
Tapi tidak semua pewisata cocok dengan metode puasa untuk mengatasi jet lag. Pewisata dengan penyakit seperti diabetes atau yang sedang dalam masa pengobatan tidak disarankan untuk berpuasa seperti itu. (*)
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar