GridHEALTH.id - Selama berpuasa, mungkin beberapa diantara kita pernah mengalami sakit perut yang sebabkan diare atau sembelit.
Salah satu yang menjadi kambing hitam akibat sakit perut yang kita rasakan itu biasanya makanan.
Baca Juga: Cara Memasak Nasi Yang Salah dan Berbahaya Bagi Kesehatan, Perhatikan!
Namun bagaimana jika makanan ini juga sebabkan keracunan saat puasa?
Jangan salahkan bahan makanan atau menu makanan terlebih dahulu, coba telisik lebih jauh cara memasaknya.
Menurut data Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), saat ini kasus keracunan makanan semakin meningkat tajam.
Penyebabnya sangat beragam. Bukan saja dikarenakan oleh makanan yang dijual di berbagai temat makan, bisa jadi makanan yang diolah sendiri pun dapat menyebabkan sakit perut dan keracunan makanan.
Janet B. Anderson, RD, profesor klinik bidang nutrisi dan ilmu makanan di Utah University menyatakan bahwa masih banyak orang tidak terlalu berhati-hati dalam mengolah makanan.
"Banyak orang yang masih percaya kalau mereka sudah melakukan prosedur (memasak) yang benar, padahal kenyataannya tidak," ujarnya.
Bahkan ada beberapa kesalahan yang selama ini sering dilakukan di dapur, seperti:
1. Mencuci tangan sebelum memasak
Baca Juga: Bisa Sebabkan Kematian, Luna Maya Ditemukan Pingsan Karena Kelelahan
Menurut Anderson, beberapa orang beranggapan mencuci tangan sebelum memasak merupakan sebuah kunci kebersihan.
Nyatanya, kita perlu mencuci tangan lebih dari sekali selama memasak.
Bahkan mencuci tangan setiap saat kita memgang berbagai jenis makanan, hal ini dikarenakan agar bahan makanan tidak terkontaminasi satu sama lain yang dapat menyebabkan keracunan atau sakit perut.
2. Lansung mencuci sayuran
Masih banyak diantara kita yang ingin membersihkan sayuran segera setelah dibeli dan kemudian dimasukkan ke dalam kulkas.
Alih-alih dapat sayuran atau bahan makanan yang tetap segar dan bersih di dalam kulkas, bahkan praktis saat ingin memasaknya, hal ini ternyata menjadi kesalahan besar.
"Kelembapan yang tertinggal dari air cucian tersebut dapat menimbulkan jamur dam mikroba," ujar Linda J. Harris, PhD., direktur riset keamanan Western Institue, University of California.
Sebaiknya kita membersihkan bahan makanan atau sayuran saat akan memasak, dan pastikan gunakan air mengalir agar tidak ada kontaminasi dari mikroba lain.
3. Mencuci buah yang kulitnya dapat dimakan
Sebagian besar dari kita pasti akan mencuci buah yang kulitnya dapat dimakan, seperti apel, stroberi, anggur, dan sebagainya.
Padahal kontaminasi bakteri juga dapat berpindah dari kulit buah ke dalam daging buah melalui pisau potong.
Cuci semua buah yang kulitnya dapat dimakan atau tidak, agar menghindari penyebaran bakteri yang menempel di luar buah.
4. Menghangatkan makanan
Hal sepele seperti menghangatkan makanan ternyata dapat berbahaya dan berbalik menimbulkan racun dalam tubuh.
Makanan yang dipanaskan kembali sebetulnya sudah kehilangan banyak sekali vitamin yang terkandung di dalamnya.
Belum lagi makanan yang dipanaskan kembali seringkali berisiko mengandung sifat karsinogenik yang akhirnya meracuni tubuh dan di kemudian hari dapat memicu perkembangan penyakit, seperti kanker.
Sebaiknya jika tidak ingin membuang makanan tersebut, ada baiknya untuk menyimpan makanan di kulkas, dan hangatkan saat akan dimakan.
5. Memanggang daging hingga warna merahnya hilang
Banyak orang yang beranggapan daging yang dimasak dengan benar adalah daging yang sudah tidak ada warna merahnya.
Penelitian dari Kansas University menyatakan bahwa cara terbaik memasak daging yaitu menggunakan termometer daging.
Seperti jenis daging cincang yang sebaiknya dimasak hingga warnanya berubah menjadi merah muda, karena jika terlewat hingga berubah warnanya dapat mengubah cita rasa dan menyebabkan keracunan.
Baca Juga: Atasi Stres Dengan Cokelat, Zaskia Sungkar Bisa Makan Sampai 1 Pack
Jangan terpengaruh warna daging yang berubah kecokelatan.
Mulai sekarang perhatikan 5 hal tersebut, siapa tahu satu diantara ke-5 kesalahan itu biasa kita lakukan yang dapat berimbas sakit perut hingga keracunan.(*)
#gridnetworkjuara #gridhealthid #inspiringbetterhealth
Source | : | Betterhealth,Majalah Prevention Indonesia |
Penulis | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar