Padahal, menurut dokter spesialis anak, Dr.Erick Fransisco Kan, M.Med, Sp.A dari Siloam Hospital Karawaci, bayi yang lahir sesar lebih berisiko mengalami berbagai gangguan kesehatan dibandingkan bayi lahir normal.
Berikut risiko kesehatan yang bisa saja diterima oleh bayi yang operasi secara sesar :
Baca Juga: Pangeran Harry dan Meghan Markle Lahirkan Anak Bi-Rasial, Intip Ramalan Kesehatannya Kelak
Gangguan pernapasan TTNB (Transient Tachypnea of the New Born)
TTNB adalah gangguan pernapasan yang paling sering dikhawatirkan terjadi pada bayi sesar. Gangguan ini terjadi akibat cairan yang memenuhi paru-paru janin selama berada dalam rahim tidak terkompresi mengingat bayi sesar tinggal "terima jadi".
Padahal, proses persalinan pervaginam melewati jalan lahir inilah yang memungkinkan cairan yang memenuhi paru-paru semasa janin berada dalam rahim dipompa habis keluar. Selain itu, proses kompresi juga terjadi berkat kontraksi rahim ibu secara berkala.
Kontraksi yang lama-kelamaan semakin kuat ini akan menekan tubuh bayi, sehingga otomatis cairan dalam paru-parunya ikut keluar. Nah, pada bayi sesar, kedua proses kompresi tadi tidak terjadi dengan sempurna.
Rendahnya sistem kekebalan tubuh
Data berdasarkan evidance base memang belum ada. Namun pada proses persalinan normal, bayi berpindah dari rahim yang nyaris steril ke lingkungan luar melalui proses yang berlangsung lama dan melibatkan kontraksi selama berjam-jam.
Saat lahir pun, mulut bayi tidak tertutup sehingga banyak kuman yang masuk ke dalam mulut, bahkan sampai ke pencernaan.
Imbasnya, bayi mengalami kontak alami dengan mikroba floral dalam jalan lahir ibunya yang kemudian berkoloni di ususnya. Hal ini sangat berpengaruh pada perkembangan dan pematangan sistem kekebalan tubuhnya.
Source | : | Kompas.com,nova.id,siloamhospitals.com |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar