9. Perubahan respirasi
Semakin kematian hanya tinggal hitungan hari atau beberapa jam lagi, napas menjadi lebih cepat, lambat, dangkal atau tidak beraturan hingga terdengar berisik akibat berkumpulnya lendir di kerongkongan. Membran mukosa oral pun menjadi kering.
Baca Juga: Saat Mudik Waspadai Microsleep, Tertidur Saat Menyetir Mobil yang Dapat Mengancam Jiwa
10. Kerusakan sensori
Pandangan menjadi kabur dan tidak responsif. Meski mata terbuka namun tatapannya kosong seakan tidak melihat keadaan disekelilingnya. Ketajaman indera perasa dan penciuman pun semakin menurun.
Mendekati jam atau menit akhir kematian, terkadang seseorang dapat meringis kesakitan seakan menahan nyeri teramat sangat.
Tekanan darah menjadi sangat rendah, mata tertutup atau setengah terbuka dan denyut nadi mungkin sulit dideteksi. Sekujur tubuh pun menjadi dingin dan membiru. Lambat laun jalannya pernapasan semakin melambat untuk kemudian berhenti sepenuhnya.
Indikasi positif dari kematian terlihat pada gambaran mendatar pada EEG selama 24 jam, dimana kegiatan otak telah berhenti.
Baca Juga: Hari Preeklamsia Dunia :Tes Diagnosis Preeklamsia Selamatkan Ibu & Janin Dari Keracunan Kehamilan
Pasca kematian, tubuh akan mengalami 3 tahap besar perubahan. Mulai dari rigor mortis atau kekakuan yang terjadi sekitar 2-4 jam setelah kematian, algor mortis yakni penurunan suhu tubuh secara bertahap dan livor mortis yang terjadi karena hancurnya sel darah merah disertai dengan pelepasan hemoglobin. (*)
Source | : | Hello Sehat,Medical News Today,Gelora.com |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar