GridHEALTH.id - Madu memang memiliki berbagai macam manfaat kesehatan bagi tubuh, bahkan madu sering kali ditemukan di produk olahan yang menyehatkan.
Namun manfaatnya akan berubah merugikan bagi bayi 6 bulan.
Baca Juga: Terkenal Menyehatkan, Jangan Berikan Madu Sebagai Makanan Bayi!
Alih-alih bayinya sehat, orangtua bayi 6 bulan yang tinggal di Adachi Ward, Tokyo selalu memberikan jus yang dicampur madu sebagai MPASI-nya dua kali dalam sehari.
Melansir dari The Japan Times, kebiasaan yang dilakukan orangtuanya selama sebulan tersebut malah mengantarkan bayi 6 bulan ini kepada ajalnya.
Sang bayi meninggal pada pada 30 Maret 2017, setelah sebelumnya mengalami batuk pada 16 Februari, dan dibawa ke rumah sakit dengan ambulan pada 20 Februari setelah mengalami kejang-kejang dan menderita gagal pernapasan.
Dia didiagnosis 28 Februari menderita botulisme pada bayi.
Baca Juga: Viral Ada Kandungan Babi dalam Mayonaise di Resto Cepat Saji, Ini Penjelasan LPPOM MUI
Melansir dari Healthy Children, kandungan dalam madu dapat menyebabkan botulisme atau keracunan pada bayi.
Keracunan botulisme disebabkan oleh racun yang diproduksi oleh jenis bakteri yang disebut Clostridium botulinum, sehingga jika bayi yang mengonsumsi madu secara teratur dapat terjadi infant botulism.
Melansir dari Mayo Clinic, botulisme pada bayi adalah kondisi gastrointestinal yang jarang namun serius yang disebabkan oleh paparan spora Clostridium botulinum (C. botulinum).
Seorang bayi bisa mendapatkan botulisme dengan memakan spora Clostridium botulinum yang ditemukan dalam produk tanah, dan madu.
Spora ini berubah menjadi bakteri di dalam usus dan menghasilkan neurotoksin yang berbahaya di dalam tubuh.
Bakteri dari spora dapat tumbuh dan berkembang biak di usus bayi, menghasilkan racun yang berbahaya.
Umumnya bayi yang mengalami botulisme akan terkontaminasi dalam waktu 18-36 jam setelah toksin memasuki tubuh bayi.
Baca Juga: Teman Sekolah Aceng Idap Gangguan Jiwa, Mereka Tetap Sahabat Walau Beda Sedikit
Tanda dan gejala botulisme pada bayi, diantaranya:
- Konstipasi (seringkali tanda pertama).
- Pergerakan yang tidak biasa karena kelemahan otot dan kesulitan mengendalikan kepala.
- Batuk hingga sesak napas.
- Menangis lirih.
- Terlihat mudah emosi.
- Terus menerus mengeluarkan air liur.
- Kelopak mata terlihat lemah.
- Sering terlihat mudah lelah.
- Kesulitan menyusui.
- Kelumpuhan.
Beberapa kasus juga menunjukkan bayi yang terinfeksi bisa mengalami demam dan rewel pada bayi.
Menurut Pemerintah Metropolitan Tokyo, lebih dari 30 kasus botulisme bayi telah dilaporkan secara nasional sejak 1986, tetapi tidak ada yang fatal.
Sejak saat itu, kementerian kesehatan Jepang mengeluarkan peringatan pada tahun berikutnya untuk prefektur di seluruh negeri untuk tidak memberi makan madu kepada bayi. (*)
Source | : | Mayo Clinic,Healthy Children,Japan Times |
Penulis | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar